Inilah Alasan Mengapa Menarik Nafas Dalam-Dalam Membuat Anda Rileks

id inilah alasan, mengapa menarik, nafas dalam-dalam, membuat anda rileks

Inilah Alasan Mengapa Menarik Nafas Dalam-Dalam Membuat Anda Rileks

Jakarta (Antarariau.com)- Kala ketegangan menghantui Anda, banyak orang yang menyarankan untuk menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Tahukah mengapa cara ini bisa berhasil?

Para ilmuwan dalam jurnal Science mengungkapkan bahwa sekelompok saraf di otak yang bertugas mengatur pernafasan terhubung langsung ke pusat gairah otak. Dengan kata lain, pernapasan berefek langsung pada aktivitas keseluruhan otak.

Hal ini berdasarkan percobaan yang dilakukan tim peneliti yang dipimpin Mark Krasnow, profesor biokimia dari Stanford University. Mereka mempelajari 3.000 neuron di batang otak tikus yang mengontrol semua pola pernafasan dari mulai pernafasan cepat-- biasanya manusia mengalaminya kala gembira--, lalu pernafasan lebih lambat misalnya saat menangis.

Mereka menempatkan tikus di sebuah kandang lalu memindahkannya ke kandang lain --lingkungan baru. Normalnya, ketika tikus menghadapi sesuatu yang baru, mereka gugup dan obsesif menjelajahi lingkungan baru mereka. Tapi yang terjadi adalah, tikus ini justru tenang dan beristirahat.

Rupanya, sebelum memindahkan tikus ke kandang baru, peneliti sempat "menganggu" saraf yang terhubung langsung ke pusat gairah otak, --menggunakan teknik genetik memanipulasi neuron tertentu untuk melihat apakah fungsi pernafasan terganggu.

Saraf ini memberitahu otak kala ada keadaan darurat atau menjaga otak tetap stabil, sekaligus mempertahankan rasa tenang.

"Kondisi tenang terjadi saat bernafas lebih lambat, yakni dengan menarik nafas dalam-dalam atau memperlambat nafas. Bernafas, dengan kata lain, dapat mengubah pikiran, atau keadaan pikiran kita," ujar Krasnow.

Namun, mengapa beberapa orang masih merasa cemas setelah menghirup nafas dalam-dalam beberapa waktu?

Ada kemungkinan bahwa variasi genetik menyebabkan respon saraf yang bertanggung jawab untuk mengatur pernafasan, tumpul, sehingga dibutuhkan lebih dari sekedar menarik nafas dalam-dalam agar otak terangsang ke keadaan tenang.

Dalam kasus tersebut, intervensi obat-obatan dimungkinkan.

Kendati begitu, dia tak akan menampik bahwa menarik nafas dalam-dalam sebagai cara untuk memerangi stres dan kecemasan. Demikian seperti dilansir Time.com.