Trump Salahkan Presiden Suriah Atas Serangan Senjata Kimia Provinsi Idlib

id trump salahkan, presiden suriah, atas serangan, senjata kimia, provinsi idlib

Trump Salahkan Presiden Suriah Atas Serangan Senjata Kimia Provinsi Idlib

Washington (Antarariau.com) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengutuk serangan senjata kimia di Suriah dan menyalahkan Presiden Suriah Bashar al-Assad, namun tidak menjelaskan bagaimana dia merespons perkembangan terbaru di Suriah itu.

Trump menyebut serangan gas kimia ke Provinsi Idlib di Suriah itu "tercela dan tak bisa dianggap sepi oleh dunia beradab". Ironisnya dia juga mengambinghitamkan serangan itu kepada pendahulunya, Barack Obama.

"Aksi tercela oleh rezim Bashar al-Assad ini adalah buah dari pemerintahan lemah dan tak memberi solusi di masa lalu," kata Trump. "President Obama pernah berkata pada 2012 bahwa dia akan membuat garis merah melawan penggunaan senjata kimia, tapi kemudian tak berbuat apa-apa."

Militer Suriah sendiri membantah bertanggung jawab dan bersikukuh tidak pernah menggunakan senjata kimia.

Serangan senjata kimia yang terjadi Selasa yang menewaskan banyak warga sipil termasuk anak-anak itu terjadi sepekan setelah Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan Dubes AS untuk PBB Nikki Haley menyatakan fokus mereka di Irak adalah lebih untuk menghentikan ISIS, ketimbang menumbangkan Assad.

Seorang pejabat pemerintahan Trump berkata bahwa pemerintah saat ini sedang mencari opsi kebijakan setelah serangan di Idlib itu, tapi opsi itu terbatas dan masih dibahas Tillerson serta Haley.

"Tak ada yang berubah dalam soal dinamika itu. Kemampuan kami dalam menghilangkan dia (Assad) tidak ditempuh hanya karena dia melakukan yang berbahaya," kata sang pejabat.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault menyebut serangan senjata kimia di Idlib itu adalah cara untuk menguji pemerintahan Trump. Dia mendesak Washington mengklarifikasi posisinya menyangkut Assad.

"Pertanyaan untuk diketahui adalah ya atau tidak, Amerika mendukung transisi politik di Suriah yang maknanya mengorganisasikan transisi ini, pemilihan umum dan bahwa pada akhir proses soal hengkangnya Assad akan dipertanyakan," kata Jean-Marc Ayrault.

Sementara itu seorang pejabat pemberontak Suriah menyebut serangan senjata kimia itu adalah konsekuensi langsung dari pernyataan AS belakangan ini perihal Assad.

Seorang pejebat senior AS lainnya menyatakan Arab Saudi dan Turki yang keduanya mitra sangat penting dalam melawan ISIS, sudah mengindikasikan bahwa menyingkirkan ISIS adalah prioritas tertingginya ketimbang menumbangkan Assad karena itu hanya akan memperkeruh suasana di kawasan.