Dumai Kembangkan Wisata Bahari Dengan Budidaya 24 Jenis Bakau

id dumai kembangkan, wisata bahari, dengan budidaya, 24 jenis bakau

Dumai Kembangkan Wisata Bahari Dengan Budidaya 24 Jenis Bakau

Pekanbaru (Antarariau.com) - Sebanyak 24 jenis pohon bakau (mangrove) termasuk jenis belukap yang langka, ikut memperkaya wisata hutan bakau di jalan Nelayan Laut Ujung Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai, Riau.

"Pada 2017 ini, kawasan hutan bakau sudah dikembangkan oleh pemerintah menjadi wisata bahari kebanggaan masyarakat Kota Dumai," ujar salah satu pengelola hutan bakau Hendra Gunawan di Dumai, Senin.

Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa hutan bakau ini sudah dikelola oleh ketua timnya, Darwis Mohammad Saleh semenjak 2000 dan memiliki 24 spesies bakau dengan jumlah ribuan batang pohon, bahkan ada yang berumur 50 tahun dengan diameter 50 sentimeter.

Menurut dia dari 24 spesies bakau di kawasan hutan ini, salah satunya jenis belukap (rhizophora mucronata) yang merupakan tanaman langka di kawasan Sungai Dumai.

Bakau jenis ini juga merupakan yang pertama dibudidayakan oleh tim pengelola hutan bakau tersebut.

"Kami berusaha untuk membudidayakan bakau jenis ini dengan cara pembibitan," jelasnya.

Dalam wisata hutan bakau ini, selain bisa menikmati keasrian hutan, juga ada satwa liar seperti ular, kera, lutung, ayam hutan, kucing hutan, dan kerang-kerangan.

"Bahkan pengunjung kami perbolehkan mengambil kerang jenis lokan dengan jumlah berat maksimal dua kilogram, tapi memang tidak untuk dijual," tambahnya.

Di dalam kawasan wisata bakau dengan luas 11,5 hektare ini, ternyata juga terdapat legenda atau sejarah Putri Tujuh yang memceritakan kejadian masa lalu.

Kala itu seorang Putra Raja Aceh yang ingin mempersunting putri bungsu dari tujuh bersaudara (Putri Tujuh) yang bernama Sri Mayang Mengurai telah terbunuh di kawasan ini oleh sesosok Umai (bangsa jin) dengan bersenjatakan buah bakau. Konon menurut legenda, sosok Umai inilah yang menjadi asal mula nama Kota Dumai.

"Pengunjung juga bisa menikmati keindahan hutan bakau sambil berjalan menyusuri jembatan sepanjang 500 meter, dan saat sore hari kita bisa menyaksikan keindahan matahari terbenam di sungai," tambahnya.

Kelompok ini juga menargetkan kawasan wisata hutan bakau ini bisa menjadi bank mangrove yang merupakan pusat budidaya pembibitan dan penanaman bakau, pusat informasi bakau, serta bisa dieksplorasi sebagai potensi wisata.

Kawasan wisata pohon bakau tersebut bisa menerima hampir 500 pengunjung pada saat akhir minggu, dan pada hari biasa mendapat puluhan kunjungan wisatawan.

"Bagi pengunjung yang ingin berwisata ke hutan bakau bisa membayar tiket masuk seharga Rp7.000 per orang, buka setiap hari dari jam 09.00 sampai 18.00 WIB," tutupnya.

Oleh: Gebby Fadhila sari