Kalangan DPRD Pekanbaru Soroti Batalnya Keikutsertaan Enam SMP Dalam UNBK

id kalangan dprd, pekanbaru soroti, batalnya keikutsertaan, enam smp, dalam unbk

Kalangan DPRD Pekanbaru Soroti Batalnya Keikutsertaan Enam SMP Dalam UNBK

Pekanbaru (Antarariau.com) - Anggota DPRD Kota Pekanbaru Marlis Khasim menyoroti batalnya enam SMP setempat ikut melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada 2 Mei mendatang akibat kurang sarana prasarana.

"Ini menurut kami sangat keliru karena tidak diperhitungkan dan dipersiapkan dengan matang dulu sehingga mati ditengah jalan," kata Marlis Khasim di Pekanbaru, Rabu.

Marlis Khasim menilai Dinas Pendidikan harusnya berjuang dan berusaha agar usulan pelaksanaan UNBK bagi SMP Pekanbaru tetap dilaksanakan karena dari awal pengusulan pastilah sudah ada prediksi.

Apalagi kalau batalnya itu karena tidak cukupnya sarana-prasarana pendukung seperti komputer dari sekolah yang menjadi tempat pelaksanaan.

"Kalau sudah ditetapkan misalkan SMP 8 akan UNBK lalu dengan kondisi ril tidak mencukupi komputernya solusinya harus diperjuangkan oleh Disdik, jangan patah ditengah jalan," tegas Marlis.

Makanya perlu perencanaan dan koordinasi harus matang. Bukan asal-asalan yang penting ikut tetapi kemampuan tidak ada.

Harusnya jika sejak awal tidak sanggup harus diakui.

"Kalau sudah ditetapkan UNBK ia jadi jangan mundur lagi, atau sekalian tidak diusulkan kemaren tahun depan aja setelah lengkap," kritiknya.

Marlis menghimbau harusnya Disdik kedepan lebih siap lagi jika akan mengusulkan sebuah sekolah ikut UNBK. Misalkan memberikan fasilitasi dan kemudahan untuk mendapatkan tumpangan sarana prasarana dari beberapa sekolah yang mampu dan bisa memakai sisten daring.

"Kan bisa juga komputer yang ada di pinjam atau di kumpulkan beberapa sekolah yang memiliki. Atau dianggarkan pembelian komputer lewat APBD bertahap," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru mencatat ada enam SMP yang batal ikut Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dari 32 yang diusulkan di wilayah setempat karena keterbatasan sarana-prasarana.

"Ke-enam SMP itu tidak lulus verifikasi dari Kementerian Pendidikan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Abdul Jamal di Pekanbaru, Selasa.

Abdul Jamal mengemukaan batalnya enam SMP tersebut untuk ikut UN berbasis Dalam Jaringan (daring), dikarenakan tidak ada sekolah yang jadi tempat siswa dari enam sekolah ini menumpang.

"Sekolah yang mereka usulkan jadi tempat tumpangan komputernya tidak cukup, artinya murid lebih banyak ketimbang fasilitas yang akan digunakan," tutur Jamal.

Dengan demikian sambung Jamal maka pihak sekolah yang tidak jadi melaksanakan UNBK tersebut harus bersiap muridnya tetap Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP).

"Terpaksa mereka masih menggunakan cara lama,"tambahnya.