Peternak Siak Ade Artono, Berkah Sapi Sampai Ke Australia

id peternak siak, ade artono, berkah sapi, sampai ke australia

Peternak Siak Ade Artono, Berkah Sapi Sampai Ke Australia

Pekanbaru (Antarariau.com) - Lahir dari keluarga transmigran asal Cirebon, Jawa Barat, Ade Hartono tidak pernah bercita-cita jadi peternak sapi. Saat muda ia berangan untuk merantau dan jadi pegawai kantoran, sedangkan memelihara sapi dibenaknya adalah pekerjaan yang tidak bergengsi.

"Tapi sekarang, dari sapi saya bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak saya. Setelah saya mencoba berbagai macam pekerjaan, ternyata saya berjodoh jadi peternak sapi," kata Ade Artono kepada Antara di Kampung Sialang Palas Kec. Lubuk, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Selasa.

Pria berusia 41 tahun ini merasakan manfaat dari program Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, yang sejak 2013 memilih Siak menjadi kawasan integrasi sapi dan sawit (Siska). Ia bersama 18 orang warga dikampungnya membentuk Kelompok Karya Bersama, untuk memelihara 34 sapi betina dan dua pejantan jenis sapi bali bantuan pemerintah.

Peternakan Siska pada prinsipnya adalah menggunakan pelepah sawit sebagai pakan ternak, dan limbah kotoran sapi digunakan lagi jadi pupuk organik untuk tanaman sawit. Usaha rintisan itu mengalami pasang-surut, namun Ade terus berusaha maju dengan belajar dan pantang menyerah.

Keuletannya mulai membuahkan hasil karena pada tahun ketiganya sebagai peternak, Ade terpilih sebagai salah satu yang lulus seleksi untuk diberangkatkan oleh pemerintah ke Australia untuk belajar tentang sapi. Selama 45 hari di negeri kangguru, ia belajar teori di Universitas of New England dan magang dipeternakan besar milik warga disana.

"Konsep bisnis sapi di Australia yang harus kita tiru. Untuk merubah pola fikir yang sebelumnya memelihara sapi hanya sebagai usaha sampingan, untuk menjadi fokus bisnis utama," kata lulusan D3 ilmu manajemen ini.

Karena itu, Ade makin getol menggeluti bisnisnya dengan mencari formula yang tepat agar pelepah sawit bisa punya nilai gizi tinggi dan disukai oleh sapi. Hasil penjualan pupuk organik dari limbah padat dan cair sapi kini juga jadi pendapatan rutin bulanan, selain menjual sapi yang dilakukan sekali setahun.

Usaha Kelompok Karya Bersama terus berkembang karena jumlah sapi yang dipelihara naik pesat dari awalnya 36 ekor, kini mencapai 62 ekor pada 2017. Dari jumlah tersebut, Ade memelihara 23 ekor.

Peternakan rakyat itu terus fokus menghasilkan generasi sapi yang unggul, dan mengupayakan agar setiap tahun seekor sapi betina wajib bunting untuk menambah populasinya.

"Kami berusaha langsung menjual sapi ke pasar, atau lewat sentra peternakan rakyat untuk memutus mata rantai pengepul. Tujuannya supaya peternak bisa jual dengan harga yang wajar dan untung, juga supaya konsumen terlayani dengan harga yang wajar," kata Ade sembari menambahkan bahwa swasembada daging bukanlah keniscayaan.