Tumpuan Dumai Pada Kawasan Industri dan Wisata Mangrove

id tumpuan dumai, pada kawasan, industri dan, wisata mangrove

Tumpuan Dumai Pada Kawasan Industri dan Wisata Mangrove



Dumai, Riau (Antara) - Rombongan wartawan dari Pekanbaru menumpangi dua bus itu tiba di depan gedung daerah Pendopo Sri Bunga Tanjung di Jalan Putri Tujuh Dumai, satu persatu mereka turun dan berjalan menuju bangunan berlantai panggung berada disamping rumah induk, atau balai balai rumah dinas jabatan wali kota Dumai.

Sementara, wajah seorang pria berpeci hitam dan berkacamata itu sangat berseri, secerah suasana pagi di Kota Dumai pada Ahad (16/4), tidak nampak kelelahan darinya meski padatnya tugas harus dilakukan sebagai seorang kepala daerah di Pemerintah Kota Dumai.

Pagi itu, bersama sejumlah pejabat bawahannya, lelaki berkulit putih mengenakan baju batik silver kecoklatan ini siap menerima kedatangan puluhan wartawan dari Kota Pekanbaru yang melakukan agenda perjalanan safari jurnalistik, sebagai satu rangkaian semarak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2017.

Hidangan lontong kuah tauco dan roti canai plus minuman kopi dan teh sudah tersedia di meja sisi sebelah kiri balai-balai rumah dinas jabatan Wali Kota Dumai Zulkifli As itu untuk santapan sarapan pagi tamu yang ditunggu.







Sedangkan di sisi tengah ruang balai-balai itu sudah tersusun belasan meja dan kursi berbaris untuk tetamu yang bakal datang, dan di sisi panggung utama tampak terpajang spanduk bertuliskan "Selamat Datang Peserta Safari Jurnalistik Sempena Hari Pers Nasional 2017".

Tamu mulai berdatangan, dan sebagai tuan rumah, Zul As bersama jajaran antusias menyambut dan menyalami puluhan wartawan dari berbagai media massa yang tiba di Dumai dengan menumpangi dua kendaraan bus tersebut.

Setelah mempersilahkan tamu menikmati sarapan pagi, tiba waktunya pria dijuluki "si mata biru" ini untuk maju ke panggung utama menyampaikan kata pembukaan acara safari jurnalistik tersebut.

Mantan camat ini merasa berbangga hati dan beruntung karena daerah dipimpinnya menjadi lokasi perjalanan safari jurnalistik wartawan Riau dari berbagai media massa lokal dan nasional, sebab kehadiran puluhan para jurnalis ini diyakininya akan mempromosikan Dumai ke mata masyarakat luar

Satu persatu kata terucap dari mulutnya untuk memperkenalkan Kota Dumai kepada awak media, disertai dengan gerakan tangan kiri agar lebih memperjelas pemaparannya, dan tangan kanan sembari memegangi mikropon.

Salah satu pemaparan disampaikannya khusus soal investasi daerah dengan keberadaan puluhan perusahaan industri berbagai bidang, terutama yang unggul adalah pengolahan minyak kelapa sawit atau crude palm oil dengan tujuan ekspor ke sejumlah negara di belahan dunia.

Dumai dengan 33 kelurahan tersebar di 7 kecamatan kini memiliki sejumlah kawasan industri berkembang dan diharapkan dapat terus menjadi daerah unggulan investasi, yaitu Kawasan Industri Lubuk Gaung di Kecamatan Sungai Sembilan, Kawasan Industri Pelintung Kecamatan Medang Kampai, Kawasan Industri Pengembangan Pelabuhan Terpadu di Kecamatan Dumai Barat dan Kawasan Industri Pengolahan Migas PT Pertamina.

Keberadaan perusahaan industri yang tumbuh pesat ini menurut suami Haslinar tersebut karena Dumai didukung memiliki panjang garis pantai dengan kedalaman cukup dan bisa dijadikan pelabuhan untuk aktivitas keluar masuk kapal berbadan besar dan kecil.

Setiap tahunnya dia mengklaim bahwa aktivitas ekspor minyak CPO ke berbagai belahan dunia dan pengolahan minyak bumi dan gas alam oleh PT Pertamina RU II di pelabuhan Dumai jadi penyumbang keuangan cukup signifikan ke devisa negara hingga mencapai belasan triliun rupiah.

Pria kelahiran Sungai Pakning Bengkalis Riau 12 September 1954 ini menilai juga bahwa Dumai yang dikenal sebagai kota minyak ini hanya beruntung terletak di posisi strategis di perairan berdekatan dengan Selat Malaka, sedangkan potensi alam tidak ada yang bisa diunggulkan.

"Tidak ada sumber daya alam dumai yang bisa diolah, tapi kami beruntung karena daerah ini letaknya strategis berada di perairan selat tersibuk dan banyak lalu lintas kapal sehingga perusahaan berinvetasi dengan membangun dermaga dan pelabuhan," sebut putra pasangan Adnan Singka dan Mahani tersebut.

Masih berbicara dihadapan peserta safari jurnalistik dengan kepala rombongan Wakil Ketua PWI Riau Satria Utama Batubara, ayah dari tiga buah hati ini berujar bahwa pengembangan sektor industri diharapkan terus dapat maju pesat karena juga berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja lokal dan menekan angka pengangguran daerah.

Untuk memajukan daerah ini, dia berharap pemerintah pusat secepatnya menyelesaikan persoalan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Dumai agar laju pembangunan tidak terhambat dan investasi masuk, baik permodalan asing maupun dalam negeri tidak tertunda, seperti terjadui saat ini, pemerintah tidak bisa mengeluarkan izin membangun untuk proyek perumahan dan berbagai rencana investasi masuk hingga mencapai Rp25 triliun.

Pengembangan Dumai di sektor kepelabuhanan dengan berbagai kesibukan lalu lalang kapal juga dipandang perlu dibentuk pelabuhan kontainer, agar dapat mendorong perusahaan industri pengolahan membentuk suatu produk atau turunan.

"Dumai ini bagaikan lilin memberi penerangan karena semua milik pusat dan dumai tidak dapat apa-apa, baik minyak bumi dan bahan ekspor lainnya. Meski kondisi riil seperti ini, tapi kita tetap berjuang agar ada keadilan dan minta pemerintah pusat memberikan infrastruktur dasar jalan listrik air dan telekomunikasi," ucapnya Zul As lagi.

Kota pesisir di Provinsi Riau dengan visi misi pemerintahnya menuju masyarakat makmur madani ini sedang bergeliat membangun, karena pemerintah pusat meletakkan sejumlah proyek strategis nasional, seperti pembangunan ruas jalan tol Dumai-Pekanbaru 123 kilometer, jalur kereta api Trans Sumatera serta jaringan gas bumi untuk industri dan rumah tangga.

Sejumlah perusahaan di Dumai juga mulai diarahkan untuk mengembangkan usaha berbasis lingkungan dan memperhatikan aspek penghijauan dalam menjalankan aktivitas pabriknya agar kualitas lingkungan tetap terjaga dan tidak tercemar.

Salah satu adalah PT Wilmar Grup Dumai di Kelurahan Pelintung di Kawasan Industri Dumai dengan luas sekitar 5 ribu hektar, dan sejauh ini ditetapkan sebagai kawasan ekonomi hijau crude palm oil sebagai kawasan industri pengolahan minyak kelapa sawit dengan ramah lingkungan.

Deputi GM PT Wilmar Dumai Dominiqus menjelaskan, KID sudah ada sejak tahun 2000 dan hingga kini sudah banyak dicapai, misalnya juara 3 terbaik untuk kawasan diluar Pulau Jawa tahun 2015, kandidat palm oi green economy zone tahun 2016 dan salah satu kawasan ditawarkan pemerintah masuk dalam program KLIK.

Setiap hari perusahaan ini memproduksi 20 ribu ton minyak kelapa sawit atau menghasilkan 35 juta ton setahun, sedangkan kebutuhan domestik hanya 8 ton, dan sebagian besar lagi diekspor ke berbagai negara di belahan dunia.

"Kita mempekerjakan 1.800 karyawan, dengan 90 persen pekerja warga dumai sesuai komitmen perusahaan memprioritaskan karyawan dari masyarakat tempatan. Sejumlah pencapaian diraih positif dan diharapkan jadi momen baik sehingga kawasan jadi lebih dan maju lagi serta jadi kebanggaan semua," kata Dominiqus.

Sisi lain, sektor infrastruktur transportasi massa juga disiapkan pemerintah untuk mendukung kemajuan daerah dengan penyediaan alat angkut terlengkap di Riau, diantaranya, bandar udara Pinang Kampai melayani dua penerbangan komersil, terminal penumpang laut di Pelindo Dumai dan Roro Dumai-Tanjung Kapal Rupat Bengkalis, serta terminal AKAP untuk akses transportasi darat.

Pantai Mangrove

Untuk menyeimbangi laju pembangunan dan potensi strategis Dumai jadi rebutan swasta menanamkan modal serta persiapan sejumlah proyek nasional, maka pemerintah daerah secara perlahan membenahi dan meningkatkan objek wisata alam unggulan, salah satu hutan mangrove ekowisata Bandar Bakau di Jalan Nelayan Kecamatan Dumai Barat dan Pantai Marina Indah di Kecamatan Medang Kampai.

Pembenahan wisata unggulan ini agar Dumai sebagai pintu gerbang masuk di Riau memiliki lokasi hiburan dan berliburan bagi masyarakatnya untuk bersantai, dan supaya pendatang merasa betah ada tempat untuk disinggahi atau dilihat karena ketertarikan dan memiliki keanekaragaman berbeda.

Hutan mangrove di lokasi bandar bakau Dumai sejauh ini menjadi perhatian banyak orang karena memiliki keanekaragaman mangrove terlengkap dan menjadi kawasan hijau di tengah geliatnya aktivitas pabrik industri bercerobong asap dan menghasilkan limbah.

"Untuk menyenangkan masyarakat kita mencoba memoles sejumlah objek wisata dan budaya daerah agar ada penyeimbang pesatnya pertumbuhan industri dan pendatang bisa singgah dan betah di daerah ini dengan adanya kawasan hijau dan lokasi bersantai saat liburan," tambahnya.

Dalam rangka pengembangan hutan mangrove bandar bakau dan sejumlah objek wisata lain, pemerintah upayakan dengan mengundang konsultan dari pulau Jawa untuk melihat potensi yang bisa dikembangkan dan cara mengemas agar menjadi lebih baik dan menarik.

Eko wisata bandar bakau ini telah dikunjungi ribuan masyarakat mencapai 32 ribu orang diluar penelitian para ilmuwan, baik dalam negeri maupun luar, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan jadi wisata alam dan bahari daerah.

"Pemerintah siap mendukung program wisata alam dan bahari yang ada, dan meminta instansi terkait untuk berkoordinasi dengan pengelola untuk mewujudkan hutan bakau karena konservasi mangrove terlengkap di Provinsi Riau dengan membuat program peningkatan wisata alam dan budaya," kata demikian wali kota kader Partai Nasdem tersebut.

Menurut pengelola konservasi bandar bakau Dumai Darwis Mohammad Saleh, kawasan ragam mangrove ini juga telah menjadi habitat hidup sejumlah satwa hutan, seperti, kera ekor panjang jenis lutung, berang berang, burung murai batu, punai, bangau, enggang, ayam hutan, ular bakau, musang dan hingga kucing bakau atau harimau dahan.

Pengelola terus mendorong pemerintah daerah agar membebaskan lahan areal konservasi bandar bakau ini dari PT Pelindo untuk dihibahkan menjadi hutan kota dalam rangka pelestarian mangrove dan wisata bahari.

Hutan kota nantinya bisa menjadi penawar luka dunia pariwisata Dumai yang melesu, dan bisa mengembangkan secara menyeluruh bandar bakau untuk meningkatkan kunjungan masyarakat dan penelitian ilmiah.

Selain itu, di lokasi bandar bakau ini dibuat semacam kegiatan pendidikan non formal bagi anak nelayan dan tempatan di sekolah alam bandar bakau, bertujuan untuk mencetak kader aktivis lingkungan penerus dimasa mendatang.

Disamping itu, Gubernur Riau Arsyajuliandi Rachman mengemukakan bahwa pantai mangrove di Jalan Nelayan Kota Dumai sangat potensial untuk dijadikan ikon daerah bisa diunggulkan dan dipromosikan seperti terjadi di beberapa wilayah memiliki hutan mangrove.

Karena kita memiliki potensi ini maka harus dinyatakan melalui berbagai program promosi dan sosialisasi meluas ke seluruh nusantara, agar dapat menjadikan pantai mangrove dumai ini salah satu ikon daerah," ujarnya gubernur.

Pemerintah Provinsi Riau saat ini menurutnya tengah gencar mempromosikan sektor kepariwisataan unggulan daerah, melalui iven iven kalender pawisata Riau 2017 dan "Riau Menyapa Dunia" serta langkah langkah sosialisasi lainnya.

Pemrpov Riau fokuskan pengembangan sejumlah potensi destinasi wisata berbasis budaya dan religi untuk mendongkrak perekonomian daerah, dengan mensinergikan seluruh organisasi perangkat daerah dan menyiapkan dukungan pendanaan sebesar Rp445 miliar.

Tren pariwisata di Provinsi Riau sejauh ini terus mengarah kepada perkembangan yang baik dan cukup tinggi, secara perlahan nantinya akan memberikan kontribusi untuk daerah.

Sektor pariwisata Provinsi Riau, tambahnya, berdasarkan penilaian Kementerian Pariwisata mengalami pertumbuhan baik dengan tingkat kunjungan wisata mancanegara terbesar di Indonesia setelah Sulawesi Tenggara.

Kunjungan wisata di Riau mendapat apresiasi dari Kementerian Pariwisata, berkat tiga destinasi wisata budaya yaitu Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir, Laut Bono di Kabupaten Pelalawan dan Pacu Jalur di Kabupaten Kuansing.

"Selain tiga destinasi wisata budaya, sedang dilirik juga pengembangan wisata religi di kabupaten Rokan Hulu dan satu lagi yang langsung mendapat perhatian internasional yaitu perang air di Selatpanjang kabupaten Kepulauan Meranti," ujar gubernur.

Selain itu, Pemerintah Riau akan melakukan pengembangan Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis dengan peningkatan infrastruktur akses jalan sepanjang 20 kilometer sistem rigid oleh pemerintah daerah setempat.

"Sebelumnya jalan 55 kilometer sudah ditingkatkan dengan sistem rigid, dan tahun ini pengembangan Pulau Rupat kembali direncanakan," kata gubernur akrab dipanggil Andi Rahman ini.

Dia berharap pengembangan sektor kepariwisataan ini diseriuskan oleh semua organisasi perangkat daerah terkait dengan koordinasi intensif dan saling bersinerji.