Ketua IBI Sosialisasi Puskesmas Ramah Anak Di Kampar

id ketua ibi, sosialisasi puskesmas, ramah anak, di kampar

Ketua IBI Sosialisasi Puskesmas Ramah Anak Di Kampar

Bangkinang Kota (Antarariau.com) - Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Kampar melaksanakan sosialisasi Puskesmas Ramah Anak (PRA) untuk mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA) kepada Ketua Ranting IBI kecamatan sekabupaten Kampar di Aula Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA), Rabu (26/42017).

"Sosialisasi ini dilaksanakan dalam rangka mendukung Kampar menuju Kabupaten Layak Anak melalui peran bidan yang cukup besar pada klaster tiga yaitu kesehatan dasar dan kesejahteraan seperti penurunan angka kematian ibu dan bayi, peningkatan cakupan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, imunisasi, penurunan prevalensi gizi buruk, pemantauan tumbuh kembang balita, konseling reproduksi remaja," kata Susilawati Iskandar, SKM, MPH usai memberikan pemaparan tentang KLA itu.

Semua itu lanjut dia, merupakan tupoksi bidan di kecamatan dan desa serta bidan praktek swasta, sehingga sentuhan dan jangkauan luas peran IBI ini menjadi sangat penting untuk mewujudkan harapan itu.

Mantan Ketua TP PKK Kecamatan Kampar ini menghimbau kepada seluruh ketua ranting agar KLA ini terutama Puskesmas Ramah Anak dapat disosialisasikan kembali kepada anggota IBI di ranting atau kecamatan.

Dia juga meminta seluruh bidan kecamatam maupun swasta membuat spanduk disetiap kecamatan pada saat penilaian RIIL Tim dari Kementrian Perlindungan Perempuan Perlindungan Anak (PPPA).

Dia menjelaskan ada 16 komponen mewujudkan PRA, yakni tersedianya tenaga medis yang memahami hak dan kesehatan anak, ada ruang layanan khusus anak dan konseling, KIE tentang hak kesehatan anak, punya ruang laktasi higinis dan melaksanakan IMD untuk puskesmas yang memberikan layanan persalinan, ruang bermain yang berjarak aman dari ruang tunggu pasien, Poli Menejemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), pembentukan dan pelaksanaan kelompok pendukunh ibu untuk meningkaykan ASI eksklusif, merupakan kawasan bebas rokok.

Selain itu, 50 persen sekolah di wilayah kerja puskesmas UKS-nya minimal mencapai klasifikasi standar, ada Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) terkait pemenuhan hak anak di wilayah kerja sebagian besar aktif Posyandu 50 persen minimal mencapai pratama dan puskesmas melaksanakan PKPR dan pelayanan tata laksana.p, cakupan pelayanan kesehatan anak (ASI tinggi, peningkatan asupan gizi, layanan anak sakit dengan HIV/AIDS, imunisasi dasar lengkap, layanan kesehatan reproduksi).

Kemudian komponen lainnya yang harus ada, tersedia layanan Therapeutic Feeding Centre (TFC) yakni layanan kesehatan untuk mendujung penurunan prevalensi kekurangan gizi pada balita, fasilitas dan advokasi kader kesehatan desa, menerima rujukan anak korban kekerasan, ketergantungan obat dan anak hamil, sanitasi lingkungan puskesmas memenuhi ketentuan standar kesehatan dan terahir tersedia data tentang pemenuhan hak anak yang terpilah sesuai usia, jenis kelamin dan permasalahan kesehatan.

Menurut Bidan Hj Nerfiwarni, gagasan Ketua IBI untuk mensosialisasikan PRA juga himbawan membuat spanduk KLA bagi IBI ranting dan bidan swasta sebagai bentuk dukungan menyukseskan program pemerintah.

"Ini sangat penting disampaikan kepada seluruh bidan supaya PRA segera terwujud demi kepentingan terbaik bagi anak," ujarnya.

Seluruh peserta, Ketua IBI Ranting, pengurus IBI Kabupaten mengikuti sosialisasi itu dengan penuh semangat. Mereka bertekat akan meneruskan informasi tentang KLA itu pada tingkat kecamatan bersama dengan bidan swasta.

Pewarta :
Editor: Netty Mindrayani
COPYRIGHT © ANTARA 2017