Masyarakat Tapung Hilir Minta Pemda Bangun Jembatan Permanen

id masyarakat tapung, hilir minta, pemda bangun, jembatan permanen

Masyarakat Tapung Hilir Minta Pemda Bangun Jembatan Permanen

Kampar (Antarariau.com) - Jembatan kayu yang dibangun pada Februari lalu sebagai akses jalan alternatif bagi warga dari delapan desa sekecamatan Tapung Hilir sejak dua minggu lalu hanyut terbawa arus air anak sungai akibat digerus hujan yang turun deras belakangan ini. Sementara jembatan utama sebelumnya yang ambruk sejak Januari 2017 hingga sekarang tidak kunjung dibangun secara permanen.

"Masyarakat sangat berharap pemerintah Kabupaten Kampar segera membangun jembatan permanen di Desa Koto Aman itu, sebab warga dari delapan desa di Kecamatan Tapung Hilir lewat jalan itu dan sekarang ini aktivitas mereka sangat terganggu," kata salah seorang warga Desa Tapung Lestari, Rahmat Basuki, Selasa (9/5).

Dia sampaikan bahwa sejak ambruknya jembatan utama sebagai akses jalan poros desa pada Januari lalu hingga saat ini tidak kunjung dibangun permanen, namun karena tidak ada jalan lain yang lebih dekat maka masyarakat terpaksa meniti jembatan itu lagi, meski harus antrian panjang sebab jalan tanah sebagai alternatif yang ada harus melalui kawasan perkebunan PT Sinar Mas. Saat musim hujan seperti sekarang ini sangat licin dan jarak tempuh juga sangat jauh sekitar satu jam perjalanan untuk sampai ketujuan atau ke sekolah.

"Sekarang masyarakat sangat prihatin, apalagi bagi anak-anak sekolah harus antri untuk melewati jembatan utama yang ambruk itu," ujarnya.

"Sebelumnya masyarakat sudah berupaya membangun jembatan alternatif dari kayu kurang lebih sepanjang 18 meter di sampingnya berjarak sekitar 3 meter, namun apa daya, kondisi alam yang tidak bersahabat, baru berjalan tiga bulan sudah hanyut terbawa derasnya arus anak sungai disana akibat gerusan air hujan yang turun deras beberapa minggu belakangan ini.

Satu-satunya langkah yang ditempuh warga setempat saat ini lanjut Basuki, setelah melakukan rapat, sepakat akan membangun jembatan kayu secara swadaya kembali di lokasi yang sama tetapi bergeser ke tempat lebih tinggi.

Informasi yang diterima, kondisi jembatan lama itu saat ini sudah semakin parah, nyaris saja ambruk dibawa arus air sungai, akibat curah hujan turun deras hampir setiap hari.

"Pihak pemdakab Kampar sudah pernah meninjau lokasi, tetapi belum ada tanda-tanda akan dibangun secara permanen," kata Ketua BPD Desa Tapung Lestari, Sugiarto Munthe

Kendati demikian lanjutnya, meski akan dibangun permanen oleh Pemerintah Kabupaten Kampar pada tahun ini, jembatan alternatif harus dibangun segera mengingat kebutuhan masyarakat tidak bisa ditawar-tawar lagi, apalagi jika ada yang sakit parah atau wanita hamil lalu membutuhkan pertolongan segera maka satu-satunya langkah untuk memperpendek jarak tempuh jalan tanah yang disediakan perusahaan harus membuat jembatan kayu kembali secara swadaya.

Munthe sangat khawatir jika tidak segera dibangun, akan jatuh korban karena kondisi jembatan yang semakin parah, "Baru-baru ini saja ada warga yang jatuh diatas jembatan itu, jangan sampai timbul korban yang lebih parah lagi," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Tapung Hilir, AKP Rengga Puspo Saputro, SIP, MH, SIK menyampaikan harapannya supaya jembatan itu segera dibangun, agar aktivitas masyarakat berjalan normal kembali.

"Saya berharap dengan kondisi saat ini masyarakat tetap mendapatkan pelayanan dengan mudah dan cepat, mulai dari petugas kesehatan, Puskesmas bisa segera memberikan bantuan, begitupun dengan aparat kepolisian senantiasa memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat melalui Bhabinkamtibmas di desa masing-masing," ujarnya.

Bhabinkamtibmas Tapung Makmur Polsek Tapung Hilir, Bripka Imam S yang turut rapat minggu lalu menyepakati rencana pembangunan jembatan kayu sebagai jalan alternatif tercepat itu mengatakan, "Kami sudah rapat Sabtu (6/5) sudah rapat bersama Kepala Desa dan warga masyarakat Desa Tapung Lestari untuk membangun jembatan alternatif lagi, insya Allah dalam bulan ini dikerjakan," terangnya.

Dia katakan, bahwa jembatan itu merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat delapan desa, "Masyarakat dari delapan desa sangat berharap pemerintah segera membangun secara permanen, itu jalur terdekat, memang ada jalur alternatif yang disediakan perusahaan tetapi aksesnya harus memutar jauh sekitar satu jam dan jika hujan jalan tanah di perkebunan itu licin dan berlubang dalam," jelasnya.

Ia berharap, masyarakat mendukung program jembatan alternatif tersebut karena memasuki bulan suci ramadhan dan lebaran idhul fitri banyak yang keluar masuk lewat jalan itu.

Pj. Bupati Kampar, H Syahrial Abdi dikonfirmasi menyampaikan bahwa dia akan mengecek kembali tentang permasalahan pembangunan jembatan itu.

Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Kampar, Santoso menerangkan bahwa rencana pembangunan jembatan itu sudah masuk dalam APBD Kampar tahun 2017 dan saat ini sedang menyusun Detail Enginering Design (DED) di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang dan Dinas PUTR sedang mempersiapkan tendernya.

"Kalau dianggarkan dalam program tanggap darurat kurang tepat karena masih ada jalan alternatif walaupun agak jauh, jadi syarat penggunaan dana tanggap darurat antara lain jembatan itu putus sama sekalu dan tidak ada jalan alternatif lainnya yang membuat masyarakat terisolir," terangnya.

Jembatan rusak yang berada di ruas jalan multiyears tahun 2014 tepatnya di Desa Kota Aman sepanjang KM 8 itu ambruk akibat gerusan air hujan turun deras sehingga jembatan dengan panjang bentang 9.50 meter menghubungkan Desa Kota Bangun ke Tapung Lestari menjadi terganggu.

Warga delapan desa yang menggunakan jembatan itu yakni Desa Tebing Lestari, Kijang Makmur , Kijang Jaya, Tanah Tinggi, Gerbang Sari, Tandan Sari, Tapung Makmur dan Tapung Lestari.

Pewarta :
Editor: Netty Mindrayani
COPYRIGHT © ANTARA 2017