Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat sebanyak 302 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di ibu kota Provinsi Riau selama lima bulan pertama tahun 2017.
"Kami terus mengupayakan untuk menekan angka DBD, dengan melakukan fogging atau pengasapan pada sejumlah titik serta terus menginisiasi pembersihan lingkungan," kata Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Helda S Munir, di Pekanbaru, Kamis.
Helda menuturkan bahwa peningkatan kasus DBD tersebut tidak lepas dari peralihan musim saat ini terjadi di wilayah Kota Pekanbaru. Menurutnya, cuaca menjadi salah satu faktor utama peningkatan kasus tersebut.
Sebanyak 302 kasus DBD, Helda menjelaskan Kecamatan Bukit Raya merupakan wilayah dengan kasus DBD tertinggi mencapai 51 kasus, disusul Kecamatan Tampan 44 kasus, dan Marpoyan Damai 43 kasus. Tiga kecamatan itu adalah wilayah permukiman padat penduduk.
Kasus DBD juga terpantau di sejumlah kecamatan lain, seperti Payung Sekaki 34 kasus, Tenayan Raya 29 kasus, Rumbai Pesisir 15 kasus, Lima Puluh 18 kasus, Pekanbaru Kota 11 kasus, Rumbai 24 kasus. Kemudian Senapelan 19 kasus, Sukajadi 12 kasus, dan terakhir Sail 2 kasus.
Helda mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kepada jajaran melalui pusat kesehatan masyarakat masing-masing kecamatan untuk terus mendekatkan diri ke warga. Kemudian melakukan sosialisasi 3M Plus, yaitu menguras, mengubur, dan menampung air di tempat tertutup.
"Kemudian, apabila ada anggota keluarga yang mengalami demam panas dengan kriteria DBD, tolong secepatnya diperiksa. Deteksi dini sangat penting," katanya pula.
Ia kembali mengimbau kepada masyarakat untuk dapat memperoleh bubuk abate di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat. Ia menegaskan abate tersebut dapat diperoleh secara gratis.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, mayoritas penderita DBD Pekanbaru merupakan anak-anak usia 5-9 tahun serta remaja usia 15-19 tahun.
Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan Kota Pekanbaru Gustianti menjelaskan, aktivitas di luar rumah dan berada di lingkungan yang kurang terjaga menjadi faktor terbesar anak-anak tersebut terkena DBD.
Menurut Gustianti, kelompok usia tersebut mayoritas merupakan siswa yang mengenyam pendidikan di sekolah dan banyak menghabiskan waktu di luar rumah, sehingga kecenderungan anak-anak usia sekolah menjadi korban DBD cukup tinggi.
"Kami meminta peran aktif keluarga dan masyarakat agar bersama menjaga lingkungan bersih dari genangan air hingga bebas dari nyamuk penyebar virus dengue penyebab penyakit DBD itu," katanya lagi.
Berita Lainnya
Lima orang meninggal dunia dalam kecelakaan truk peziarah di Bandung Barat
26 January 2024 14:14 WIB
Lima orang tewas dalam insiden penembakan di sebuah bar di California
24 August 2023 13:59 WIB
Lima warga China dilaporkan tewas dalam insiden penembakan di Amerika Serikat
28 January 2023 13:57 WIB
Ekspor produk baja Indonesia meningkat pesat dalam lima tahun terakhir
02 December 2022 14:11 WIB
Ada lima pantangan di Jawa yang tersirat dalam film "Jagat Arwah"
28 September 2022 16:08 WIB
Bocor di lima titik, PDAM Pekanbaru janjikan perbaikan dalam tiga hari
06 July 2022 9:14 WIB
Nick Kyrgios tekuk Nakashima dalam lima set menuju perempat final Wimbledon
05 July 2022 10:22 WIB
Ada lima pembahasan Bupati Kasmarni dalam rakor bersama Gubernur
30 June 2022 19:00 WIB