Roket Kertas Usung "Rasa Indonesia" Dalam Karya

id roket kertas, usung rasa, indonesia dalam karya

Roket Kertas Usung "Rasa Indonesia" Dalam Karya

Jakarta (Antarariau.com) - Wikan Narendra Bawono, Khutmul Husna dan Lantera Nareswara sama-sama lahir 21 tahun lalu dan ketiganya punya keinginan besar untuk menghasilkan karya yang "Indonesia banget".

Ketiga anggota tim Roket Kertas itu memulai peruntungan di dunia komik digital Webtoon dengan potongan kisah kehidupan sebagian remaja Indonesia.

Pada Januari 2017, karya ketiga mahasiswa jurusan desain komunikasi dari perguruan tinggi di Yogyakarta itu terbit di Line Webtoon. Judulnya "Sekar X Popular". Dan karya itu berhasil bertahan di posisi 10 besar Line Webtoon.

"2016 itu masa-masa UAS, lagi sibuk. Aku ngomong sama El (Lantera) kan, ada lomba nih mau ikut enggak? Enggak katanya karena banyak tugas. Tetapi tiba-tiba, ada ide kalau untuk tim mungkin bisa. Lalu aku, El, ngajak dia (Wikan) untuk membantu membuat story board-nya. Hanya iseng saja upload," tutur Khutmul kepada ANTARA News.

"Kita mengangkatnya Indonesia banget, slice of life Indonesia, kita mengangkat hal-hal berbau Indonesia, yang populer di Indonesia," imbuh dia.

Rasa Indonesia antara lain terasa pada nama karakter yang juga menjadi judul komik mereka, Sekar.

"Dipilih nama Sekar karena namanya enggak sepasaran nama Indonesia lain, dan tentu karena namanya nama Jawa, nama Indonesia," tutur El, sang ilustrator.

Adegan-adegan dalam ceritanya juga berkenaan dengan hal-hal yang sering dilakukan sebagian remaja Indonesia, seperti naik sepeda atau angkutan umum ke sekolah.

"Episode 6, tentang sepeda. (Sekar) berangkat pakai sepeda, angkutan umum dan sedikit mengangkat sosok Kartini," kata El.

Ke depannya, Roket Kertas ingin membuat semacam komedi situasi atau sekuel.

"Mengembangkan enggak cuma bikin Sekar tetapi bisa ekspansi ke yang lain, ip baru," kata Wikan, yang kerap disapa Wonwon.

Terlalu pendek

Ketika Sekar X Popular makin populer di kalangan remaja, komentar pun membanjir. Salah satunya kritik pada kisah dalam komik yang terlalu pendek.

"Paling mengena di hati itu waktu masih awal-awal, masih belum terbiasa sama komentar-komentar. Nah komentar-komentar mereka itu lebih ke 'kok pendek'," kata Khutmul.

"Padahal, memang dari sananya dari webtoon-nya dibatasi. Sudah beberapa kali dijelaskan, tetapi mereka tetap berkomentar negatif," sambung dia.

Ketiganya kemudian menjadikan komentar dan saran pembaca sebagai masukan, dan ladang menggali inspirasi cerita di episode-episode Sekar mendatang.

"Dari komen jadi inspirasi, ada beberapa. Dari komenan webtoon lain juga," kata Wonwon.

Dan mereka yakin kisah-kisah "Indonesia banget" mereka bisa terus populer ke depan.

"Yakin, tergantung bagaimana mengemasnya menjadi cerita yang menarik," kata El mengakhiri wawancara.