Ratusan Pelajar Bogor Sambut Kedatangan Raja Dan Ratu Swedia

id ratusan pelajar, bogor sambut, kedatangan raja, dan ratu swedia

Ratusan Pelajar Bogor Sambut Kedatangan Raja Dan Ratu Swedia

Bogor (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat akan mengerahkan sekitar 200 pelajar untuk menyambut kedatangan Raja Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia ke Istana Bogor.

"Khusus penyambutan Raja dan Ratu Swedia pelajar diminta memakai pakaian adat dalam penerimaan tamu di Istana," kata Kasubag Humas dan Protokoler Pemerintah Kota Bogor, Tyas Ajeng, di Bogor, Minggu.

Menurut Tyas, penyambutan Raja dan Ratu Swedia tidak akan seheboh penyambutan Raja Salman Bin Abdul Aziz Al Saud pada bulan Maret lalu.

Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Raja dan Ratu Swedia di Istana Bogor. Dijadwalkan tiba di Bogor Senin, sekitar pukul 10.45 WIB.

Seperti sebelumnya, kedatangan tamu negara akan disambut dengan upacara penyambutan tamu kenegaraan, dan dengan dentuman meriam sebanyak 21 kali.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, telah melakukan rapat koordinasi persiapan penyambutan Raja dan Ratu Swedia ke Istana Bogor.

"Pokoknya semua dinas saya minta bergerak, mulai dari Dinas Pendidikan, Pengamanan, dan aparat wilayah bergerak menyiapkan penyambutan," kata Bima.

Sebelumnya Bogor juga sudah didatangi Raja Salman dari Arab Saudi yang disambut luar biasa oleh masyarakat. Sebelumnya juga, Perdana Menteri Jepang, dan Malaysia juga diterima Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.

Raja dan Ratu Swedia juga dijadwalkan mengunjungi pusat penelitian hutan internasional CIFOR di Kota Bogor pada pukul 14.45 WIB, berangkat dari Istana Bogor.

Dalam undangan resmi CIFOR yang diterima Antara, Sabtu, kunjungan Raja dan Ratu Swedia ke CIFOR akan memungkinkan pusat penelitian kehutanan internasional, Swedia dan Indonesia untuk berbagi pengetahuan dalam penelitian dan pengembangan keutanan.

Selain itu juga untuk mengkaji bagaimana ketiga pihak tersebut berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.

CIFOR, Swedia dan Indonesia berbagi visi untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan, dengan peran kunci untuk penelitian dan inovasi kehutanan.

Misalnya di Swedia, memiliki aturan undang-undang selama lebih dari 100 tahun diharuskan untuk menanam kembali pohon yang sudah ditebang.

Hubungan antara CIFOR dan Swedia berawal dari pendirian institusi tersebut tahun 1993 (oleh Swedia, Swiss, Australia, dan Amerikan Serikat bersama Pemerintah Indonesia).

Direktur Jenderal CIFOR saat ini Peter Holmgren merupakan warga negara Swedia. Selain itu, CIFOR juga menjadi tuan rumah divisi Asia Agroforestri Asia Tenggara (ICRAF) yang dipimpin seorang direktur dari Swedia yakni Prof Ingrid Oborn.