Jelang Ramadan, Keberadaan Gas "Melon" Di Pekanbaru Mulai Langka

id jelang ramadan keberadaan gas melon di pekanbaru mulai langka

Jelang Ramadan, Keberadaan Gas "Melon" Di Pekanbaru Mulai Langka

Pekanbaru (Antarariau.com) - Gas elpiji subsidi tiga kilogram atau biasa disebut dengan gas "melon" mulai langka menjelang masuknya bulan suci Ramadan di wilayah Pekanbaru.

Sejumlah warga di daerah itu ketika ditemui di Pekanbaru, Selasa, mengaku, mengeluh dengan sulitnya memperoleh gas elpiji yang disubsidi oleh pemerintah tersebut.

"Kondisi ini (gas subsidi langka), sudah berlangsung selama satu bulan lebih," kata Intan (45), ibu rumah tangga yang tinggal di Jalan Uka, kawasan Garuda Sakti atau pinggiran Pekanbaru.

Jika dirinya menemukan bahan bakar di dapur ini di warung pengecer, lanjutnya, maka harganya telah melonjak melebihi harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp18.000 per tabung.

Meski demikian saat ini untuk memperoleh elpiji tabung berwarna hijau muda tersebut, tak jarang dia harus rela merogoh kantong lebih dalam karena harga jual rata-rata Rp25.000 per tabung.

"Contohnya hari Ahad (21/5) lalu, saya terpaksa keliling untuk mencari gas. Saya temukan di warung pengecer tidak sesuai HET. Karena butuh dan persediaan rumah habis, ya terpaksa di beli," katanya.

Rika Indah (31), ibu rumah tangga tinggal di kawasan Panam mengaku, membeli elpiji tiga kilogram tersebut seharga Rp18.000 per tabung dari pangkalan setempat.

"Ini saya beruntung, karena masih ada di pangkalan. Sebab jika tidak, saya harus keliling dengan harga yang lebih tinggi," tuturnya.

Ia mengaku kecewa dengan sikap instansi terkait seperti pemerintah daerah dan PT Pertamina (Persero) seperti lepas tangan atas kondisi tersebut beberapa hari menjelang Ramadan tahun ini.

Data terakhir PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I, penyalurkan gas "melon" wilayah kerja di Provinsi Riau mencapai 3.360.000 tabung per bulan atau sekitar 112 ribu tabung per hari dengan 2.500 unit pangkalan dan 73 agen.

"Kami sebagai warga kecewa lah, karena mau tidak mau harus beli. Sebab kami butuh untuk keperluan sehari-hari," kata Rika.