Jakarta (Antarariau.com) - Polisi China menahan 44 orang karena penipuan yang membuat 93.000 orang menyumbangkan modal awal untuk "mencairkan" aset yang diselundupkan ke luar negeri saat pemerintah Nasionalis digulingkan pada tahun 1949, menurut pihak berwenang, Kamis malam (25/5).
Jaringan kejahatan tersebut menggunakan WeChat dan alat komunikasi lainnya untuk mendorong orang membayar 10 yuan atau sekitar 1,46 dolar AS (Rp 19.000) untuk keanggotaan dalam skema yang menjanjikan pengembalian sebanyak 50.000 yuan atau 7.280 dolar AS (sekitarRp 94,6 juta) setelah aset tersebut dicairkan, menurut Kementerian Keamanan Publik China.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa mereka telah berhasil menangkap 15 kelompok kriminal yang terlibat dalam penipuan tersebut sejak penyelidikan dimulai pada Oktober 2016. Kecurangan tersebut melibatkan lebih dari 950 juta yuan atau sekitar 138,34 juta dolar AS (sekitar Rp 1,79 triliun).
Kementerian Keamanan Publik China awal bulan ini mengatakan telah mendirikan 32 pusat di tingkat provinsi dan 206 pusat di tingkat kota yang didedikasikan untuk menindak penipuan online dan telekomunikasi. Pihak berwajib China menemukan 83.000 kasus tahun lalu, naik 49,6 persen dibanding 2016, demikian Reuters.
Berita Lainnya
Lebih dari 350 orang tenaga kesehatan tewas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober
23 April 2024 12:27 WIB
Ribuan orang hadiri Haul Pendiri Alkhairaat "Guru Tua" di Palu
21 April 2024 15:15 WIB
Pemudik di Bandara SSK II Pekanbaru 157.480 orang
19 April 2024 8:38 WIB
BNPB: 1.585 orang warga harus dievakuasi pasca-erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara
18 April 2024 14:30 WIB
600 rumah di Rusia terendam banjir, 14.000 orang dievakuasi untuk pengamanan
18 April 2024 14:19 WIB
Kylie Minogue masuk daftar 100 orang paling berpengaruh tahun 2024 versi TIME
18 April 2024 12:23 WIB
Kemenhub: 9.475 orang pakai kereta api pada momen Lebaran 2024 di Sulsel
17 April 2024 14:50 WIB
Kemenhub: 1,2 juta orang balik lewat angkutan umum di H+4 Lebaran 2024
16 April 2024 17:00 WIB