Kereta Api Masih Jadi Transportasi Favorit Pemudik Warga Ibu Kota

id kereta api, masih jadi, transportasi favorit, pemudik warga, ibu kota

Kereta Api Masih Jadi Transportasi Favorit Pemudik Warga Ibu Kota

Jakarta, (Antarariau.com) - Jasa transportasi kereta api tampaknya masih menjadi favorit bagi warga ibu kota yang akan mudik ke sejumlah daerah di Pulau Jawa dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.

Hingga hari kelima menjelang Lebaran (20/6), Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, gelombang pemudik terus berdatangan ke Stasiun Pasar Senen. Dengan beralaskan koran atau tikar, para pemudik itu menunggu waktunya "check in" di luar stasiun sambil duduk santai dan beristirahat.

Seorang pemudik bernama Muhammad Arif (40) berencana mudik ke Malang dengan kereta api Matarmaja keberangkatan pukul 15.15 WIB. Namun, dia dan keluarganya sudah tiba di Stasiun Senen sejak pukul 12.30 WIB.

Arif mengaku takut ketinggalan kereta, sehingga sengaja datang lebih cepat.

Senada dengan Arif, penumpang lainnya bernama Ratna Sari (50) juga mengaku sengaja datang lebih awal. Ratna dan keluarganya hendak mudik ke Blitar dengan Kereta Api Brantas keberangkatan pukul 17.00 WIB, namun sudah tiba di Stasiun Pasar Senen sejak pukul 14.30 WIB.

"Saya sengaja datang cepat supaya nanti bisa cepat masuk ke kereta, lalu saya bisa menata barang-barang, jadi tidak berserakan ke mana-mana," ujar Ratna.

Sementara itu, berdasarkan data dari pihak Humas Stasiun Pasar Senen menunjukkan pada hari Selasa (20/6), sebanyak 25.891 pemudik akan diberangkatkan melalui stasiun tersebut.

Terdapat sebanyak 25 jadwal pemberangkatan kereta api reguler dan 12 jadwal pemberangkatan kereta api tambahan dari Stasiun Pasar Senen menuju kota-kota di Pulau Jawa.

Sementara itu, berdasarkan data dari dua stasiun kereta api utama Jakarta yakni Pasar Senen dan Gambir, menunjukkan bahwa jumlah rata-rata penumpang selama periode 18-24 Juni 2017 akan berkisar 25.000 per hari di Stasiun Senen dan 15.000 per hari di Stasiun Gambir atau total 40.000 setiap harinya.

Namun demikian, angka rata-rata per hari itu berpotensi akan naik sekitar 1.000-2.000 penumpang mengingat ada beberapa kereta api tambahan yang baru beroperasi mulai Selasa (20/6), demikian data Divisi Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Tidak akan ada arus puncak pemudik yang menggunakan kereta api, mengingat kursi yang kami sediakan tetap jumlahnya, jumlah penumpang stabil pada angka 25.000 selama musim Lebaran ini," kata Kepala Stasiun Kereta Api Pasar Senen Dedi Kristanto.

KAI sudah menyiapkan 26 kereta api tambahan di Gambir dan Pasar Senen untuk menambah kapasitas kursi sampai lebih dari 50 persen setiap harinya.

Di Pasar Senen misalnya, pada hari-hari libur biasa stasiun tersebut hanya mengangkut hampir 18.000 orang. Namun dengan 12 kereta api tambahan, jumlah penumpang bisa mengalami kenaikan hampir 9.000 orang.

Sementara itu, beberapa penumpang mengatakan mereka merasa beruntung mendapatkan tiket kereta api yang harus mereka beli 90 hari sebelum tanggal keberangkatan.

"Saya harus begadang sampai jam 12 malam untuk membeli lima tiket kereta api bagi keluarga saya," kata Arif Pribadi, bapak tiga anak yang hendak mudik ke Yogyakarta dari Stasiun Gambir.

Beberapa penumpang lain juga mengaku melakukan hal yang sama, bahkan harus antre pada tengah malam di agen penjualan tiket kereta api, meski KAI sudah mengimbau warga untuk membeli tiket dalam jaringan (daring).

Sedangkan Dandi, pemudik tujuan Purwokerto di Stasiun Pasar Senen, mengaku tidak beli tiket dari internet karena situs KAI sering tidak bisa diakses saat pertama kali menjual tiket Lebaran.

Tiket kereta api pada musim Lebaran memang selalu habis dalam hitungan menit saat pertama kali dijual pada H-90, mengingat tingginya animo masyarakat pada moda transportasi yang tidak mengenal macet tersebut.

Kapal Laut

Sementara itu, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok I Nyoman Gede Saputra memperkirakan puncak arus mudik akan berlangsung pada H-3 sebelum Hari Raya Idul Fitri 1438 H.

Nyoman mengatakan sampai saat ini, belum ada lonjakan penumpang yang berarti. Diperkirakan puncak arus mudik akan berlangsung H-3.

Puncak arus mudik akan berlangsung seiring dengan banyaknya acara mudik gratis dengan kapal laut.

Nyoman mengatakan pada H-4, juga diselenggarakan acara mudik gratis dengan kapal laut, namun karena masih belum libur maka diperkirakan puncaknya baru akan terjadi pada H-3.

Tujuan penumpang dari Pelabuhan Tanjung Priok beragam mulai dari ke Semarang, Surabaya hingga Lampung. Di Tanjung Priol tahun ini tren penumpang kecenderungannya turun, namun secara nasional naik tiga persen.

Untuk kenyamanan penumpang, kata Nyoman, pihaknya sudah menyiagakan sebanyak 100 petugas area Pelabuhan Tanjung Priok, untuk menjaga kenyamanan para pemudik.

Untuk mengatasi lonjakan penumpang, pihaknya juga mendapat bantuan armada kapal dari perusahaan swasta.

Tes Urine

Dalam upaya menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang bus, petugas Terminal Bus Kalideres, Jakarta Barat, bekerja sama Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta, Selasa (20/6) melakukan tes urine terhadap 63 pengemudi bus yang melayani penumpang tujuan Pulau Jawa dan Sumatera tersebut.

Kepala Terminal Bus Kalideres, Revi Zulkarnaen mengatakan dari hasil pemeriksaan tersebut tidak ditemukan adanya pengemudi yang menggunakan narkoba.

Revi mengatakan tes urine tersebut diperlukan demi keselamatan pemudik sampai ke tujuan. Terminal Kalideres melayani pemudik dengan tujuan Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Untuk kenyamanan pemudik, pihak terminal Kalideres menyediakan empat posko yakni posko penanganan terpadu, posko kesehatan umum, posko pengemudi, dan juga posko pengujian kendaraan bermotor.

Hingga saat ini, dari 115 bus yang dinyatakan laik dan mendapatkan stiker yaitu 58 bus, sementara itu 57 bus dinyatakan lulus dengan catatan.

Terminal Kalideres juga menyediakan posko bagi pengemudi agar pengemudi bisa beristirahat dengan nyaman.

Revi memperkirakan puncak arus mudik akan berlangsung pada H-3 dan H-2 menjelang Lebaran.

Berdasarkan data Kemenhub, jumlah penumpang bus diperkirakan turun 2,21 persen, yaitu dari 4,42 juta penumpang menjadi 4,32 juta orang.

Jumlah angkutan pribadi meningkat signifikan. Untuk mobil pribadi meningkat 12,01 persen, yaitu dari 3,04 juta unit mobil menjadi 3,41 juta unit mobil.

Sementara untuk sepeda motor, diprediksi meningkat 15,42 persen dari 4,60 juta unit sepeda motor menjadi 5,30 unit sepeda motor.

Kendati demikian, tidak sedikit pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi dengan sejumlah alasan.

Sejumlah alasan yang disampaikan antara lain bisa lebih santai jika mudik dengan mobil pribadi, jika lelah dalam perjalanan, bisa mampir ke area istirahat.

Dengan menggunakan kendaraan pribadi, juga tak perlu berebut tiket kereta api dan juga bisa berhemat jika harus naik pesawat yang harga tiketnya tinggi.

Namun demikian, menggunakan kendaraan pribadi memiliki risiko yang tidak kecil sehingga kesiapan kendaraan harus diperhatikan.

Selain itu, pengendara kendaraan pribadi juga sebaiknya mempersiapkan peta lokasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), serta menyiapkan makanan, minuman serta obat-obatan di mobil.

Hal tersebut setidaknya diungkapkan Prasetyo Utomo, warga Jakarta yang memilih mudik ke Solo dan Blora usai shalat Id nanti.

"Kalau capai, bisa istirahat. Mudik tahun lalu bahkan saya sempat menginap satu malam di Pekalongan. Lalu, jika nantinya macet di jalan, saya bisa bergantian dengan istri untuk menyetir mobil," kata Prasetyo.

Sebagai persiapan, ayah dua anak itu pun sudah melakukan perawatan (servis) mobilnya agar lebih siap di jalan.