Jakarta (Antarariau.com) - Sebuah start up di Brussels berharap bisa menggerakkan revolusi kuliner di Belgia dengan menawarkan jangkrik yang renyah sebagai alternatif protein untuk daging.
"Little Food" yang ramah lingkungan mengatakan jangkrik mereka, yang bisa dimakan dalam keadaan kering, punya varian rasa seperti bawang putih dan tomat, atau diubah menjadi tepung, lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan peternakan sapi.
"Untuk jumlah protein yang sama seperti sapi misalnya, mereka (jangkrik) membutuhkan 25 kali lebih sedikit makanan, mereka membutuhkan 300 kali lebih sedikit air, dan mereka menghasilkan 60 kali lebih sedikit gas rumah kaca," kata peternak jangkrik Little Food, Nikolaas Viaene, seperti dilansir Reuters.
Meski memakan serangga hal lazim di sejumlah negara, seperti China, Ghana, Meksiko dan Thailand, penduduk Brussel sepertinya tidak yakin mau memasukkan jangkrik ke menu makanannya.
Ketika berjalan-jalan di pusat kota Brussel, Efthimia Lelecas menolak tawaran mencoba camilan jangkrik: "Tidak, saya tidak makan itu," katanya. "Tidak, tidak, itu terlihat mengerikan, tidak, tidak ... tidak."
Berita Lainnya
Dinas Peternakan Riau pastikan daging ilegal yang digali dari TPA membahayakan kesehatan
01 June 2023 18:47 WIB
Daging sapi di Meranti tembus Rp160.000 per kg
28 March 2023 16:02 WIB
Harga daging sapi Pekanbaru tembus Rp140 ribu jelang Ramadan
20 March 2023 5:56 WIB
Sambut Ramadan, Pemko Pekanbaru bahas stok sapi dengan pengusaha
08 March 2023 18:21 WIB
Badan Pangan Nasional Indonesia pastikan stok daging sapi aman jelang Natal-Tahun Baru
16 December 2022 16:49 WIB
Begini cara bedakan daging kambing dan sapi
09 July 2022 14:49 WIB
Budaya masak rendang dongkrak harga daging sapi Pekanbaru Rp170.000 per kg
01 May 2022 16:40 WIB
IPB rekomendasikan tiga kebijakan antisipasi kenaikan harga pangan, caranya?
06 April 2022 22:59 WIB