Kembali Ke Hakikat Sebagai Umat Muslim Di Idul Fitri

id kembali ke, hakikat sebagai, umat muslim, di idul fitri

Kembali Ke Hakikat Sebagai Umat Muslim Di Idul Fitri

Pekanbaru (Antarariau.com) - Makna dalam menyambut Idulfitri adalah sebuah tekad dan motivasi yang kuat untuk kembali fitrah setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh dengan menahan lapar dan haus serta mengendalikan hawa nafsu.

Setelah itu, setiap muslim wajib memenuhi ketentuan hukum Islam, yakni membayar zakat fitrah dan zakat mal serta memperbanyak infak dan sedekah. Perjuangan sebulan penuh tersebut, tidak lain hanya berharap untuk meraih predikat tertinggi di sisi Allah Subhanahu wa taala, yaitu menjadi mutaki (bertakwa).

Untuk mencapai insan yang takwa kepada Allah, perlu dipupuk motivasi yang tinggi dibarengi komitmen kembali pada kesucian diri dan ditingkatkan lagi kegiatan amaliah pasca-Ramadan, seperti membaca Alquran, salat berjemaah, salat malam, serta puasa Senin dan Kamis.

Tradisi menyambut Idulfitri 1438 Hijriah bagi Wewen (43), warga Pekanbaru tidak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya, kecuali ketiadaan orang tua perempuannya, Ny. Mawarnis (76), yang meninggal sejak 2 bulan lalu. Akan tetapi, berbagai kebutuhan menyambut Lebaran sudah dia persiapkan sejak 3 hari sebelumnya.

Tidak lupa sejumlah amplop berisikan uang baru telah dia sediakan untuk anak-anak yang memang sudah menjadi tradisi mereka saat berlebaran untuk mendapatkan uang "menambang" selain minum dan makan kue-kue.

Aneka kue sudah dia sediakan untuk menyambut kunjungan sanak keluarga, menantu, dan cucu almarhumah, kerabat dekat dan jauh, serta rekan bisnis lainnya.

Selain makanan ringan, Wewen juga memasak rendang daging sapi, soto, somai, dan goreng kacang tanah ikan teri balado.

"Kendati ibu sudah tiada, kunjungan keluarga bakal tetap ramai pada tahun ini. Tentunya makanan dan minuman sudah harus kami siapkan," katanya.

Tidak beda dengan dosen Fakultas Hukum Universitas Riau Dr. Erdianto Effendi. Pada Lebaran tahun ini, dia ke Jambi dengan maksud bersilaturahmi dengan keluarga dan teman-teman lama sebagai ajang reuni yang menarik untuk bertemu teman semasa kecil.

"Tidak ada tradisi khusus keluarga sebab dari masa ke masa tetap sama, paling di Jambi ada lomba perahu Kajang Lako di Sungai Batanghari dan juga panjat pinang," katanya.

Untuk makanan di kampung, katanya lagi, keluarga sudah membuat dodol, lemang (makanan dari pulut diberi santan, dipanggang dalam tabung), atau nasi kuning yang terbuat dari ketan. Adapun lauknya adalah rendang daging sapi atau kerbau.

"Open House"

Bagi Kepala Kanwil Kemenag Riau Ahmad Supardi Hasibuan pada tahun ini kali pertama menggelar "open house" dengan menyiapkan makanan ala kadarnya bagi pegawai dan keluarganya yang mengunjungi rumahnya, Pekanbaru.

"Untuk anak-anak pegawai, tentunya tidak lupa kami berikan sedekah sebagai rasa syukur atas berbagai nikmat karunia yang telah diberikan Allah Swt. selama ini," ucapnya.

Bagi dia yang terpenting lagi adalah memperbanyak takbir, mengagungkan asma Allah sebagai tanda rasa syukur atas nikmat yang diberikan-Nya agar bisa bertemu dengan Ramadan pada tahun depan, serta bisa pula menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.

Rasa syukur itu diwujudkan dengan keikhlasan membayar zakat fitrah dan zakat mal untuk meringankan beban penderitaan fakir miskin.

"Kami juga menyiapkan sedekah berupa kain sarung, baju koko, dan bahkan telekung/mukena untuk keluarga yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan yang ada. Selain itu, juga menyempatkan diri untuk pulang kampung halaman di Sumut untuk ziarah ke makam orang tua serta bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat di kampung.

Dalam menyambut Idulfitri 1438 Hijriah, Ahmad Supardi Hasibuan tidak hentinya mengajak muslimin di daerah itu agar menjaga ketertiban umum sehingga tidak mengganggu tatanan kehidupan dan kerukunan umat beragama secara harmonis.

"Rayakan Idulfitri 1438 Hijriah dengan penuh khidmat dan khusyuk agar mendapat rahmat-Nya dengan penuh keberkahan," katanya.

Ia lantas mengajak umat Islam untuk menggemakan takbir, tahlil, dan tahmid dalam membesarkan dan meninggikan asma Allah Swt. di masjid, musala, rumah masing-masing, dan lapangan atau tempat khusus yang disiapkan oleh Pemerintah.

Umat Islam, tua muda pria dan wanita, pada hari pertama Lebaran melaksanakan Salat Idulfitri. Melalui ibadah ini tidak hanya terjalin hubungan dengan Allah (hablun minallah), tetapi juga hubungan dengan sesama manusia (hablun minannas) akan makin meningkat. Hal ini karena bertemu satu sama lain dan berjabat tangan, saling memaafkan antara satu dan lainnya.

Di sisi lain, dia juga menyinggung soal alam semesta. Seluruh alam ini beserta sumber daya di dalamnya tidak akan mengalami penambahan, sementara penduduk bumi bertambah secara terus-menerus dalam jumlah yang relatif sangat besar.

Guna memperkuat hubungan hablun minannas dan hablun minal alam, Ahmad berharap umat Islam agar selalu menebarkan kemaslahatan bagi sesama serta berperan aktif dalam menjaga dan merawat alam semesta demi kepentingan anak cucu pada masa datang.