Seragam SMP di Pekanbaru Setahun Belum Kelar, Orangtua Minta Uang Kembali

id seragam smp, di pekanbaru, setahun belum, kelar orangtua, minta uang kembali

Seragam SMP di Pekanbaru Setahun Belum Kelar, Orangtua Minta Uang Kembali

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Puluhan orangtua siswa mendatangi SMPN 15 di Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, untuk memprotes pihak sekolah akibat pungutan uang seragam sebesar Rp1,5 juta per murid tidak jelas realisasinya hingga setahun masa belajar berlangsung, Sabtu.

Para wali murid meminta pertanggungjawaban kepala sekolah agar mengembalikan uang pungutan tersebut, karena mereka belum juga mendapatkan seragam yang dijanjikan. Sejumlah wali murid mengatakan, pihak sekolah menjanjikan seragam akan diberikan pada tiga bulan setelah pembayaran sebesar Rp1,5 juta dilunasi.

Namun, hingga kini seragam tersebut belum juga ada sehingga memicu kemarahan orangtua siswa yang melakukan protes di aula SMPN 15. "Kami mau minta uang dikembalikan," kata Rota, seorang wali murid yang mengaku sudah melunasi pungutan seragam sekolah sejak Juli 2016.

Ia mengatakan para orangtua siswa sudah terlalu lama bersabar mendengar janji-janji pihak sekolah. Awalnya mereka tidak ingin mempermasalahkan karena khawatir anak-anak mereka akan dipersulit disekolah itu.

Menurut dia, ada sejumlah siswa yang tidak mendapatkan rapot karena belum melunasi pungutan uang seragam itu. Ia mengaku menyayangkan pihak komite sekolah tidak berperan untuk menyelesaikan masalah itu.

"Kami dikenakan biaya Rp1,8 juta untuk lima pasang. Itu untuk baju seragam melayu, seragam khusus, seragam dongker putih, seragam pramuka dan lainnya," katanya.

Wali murid banyak yang tidak berani mengungkap identitas mereka kepada wartawan karena ketakutan akan berdampak buruk terhadap anak mereka. Meski begitu, mereka merasa pihak sekolah tidak bertanggung jawab dan pungutan itu kuat dugaan adalah pungutan liar.

"Bayar baju tidak ada kuitansi. Di negara ini, seribu pun harus pakai kuitansi, tapi ini malah tidak ada," kata seorang ibu.

SMPN 15 di daerah Rumbai, Pekanbaru, terdapat 200 lebih siswa yang terbagi di tujuh lokal kelas dan masing-masing berisi sekitar 30 siswa. Seorang wali murid lainnya mengatakan pada pertemuan itu pihak sekolah tidak bisa memberikan penjelasan tentang nasib seragam. Pihak sekolah meminta mereka untuk bersabar lagi hingga Agustus tahun ini.

"Anehnya, anak saya dulu sudah diukur untuk bikin seragam, sekarang diminta diukur lagi. Dari awal kami sudah minta jahit sendiri, tapi pihak sekolah bilang seragamnya takut tidak sama," keluhnya.

Dalam pertemuan itu, Kepala sekolah SMPN 15 Rumbai Inong Rani mengatakan uang seragam sekolah para siswa sudah disetorkan untuk biaya jahit. Pihak sekolah meminta agar para walimurid bersabar dan meminta waktu untuk menyelesaikan seragam sekolah itu hingga Agustus 2017, dan meminta agar badan siswa diukur kembali.