Israel Bahas Keamanan kompleks Masjid Al Aqsa Di PBB

id israel bahas, keamanan kompleks, masjid al, aqsa di pbb

Israel Bahas Keamanan kompleks Masjid Al Aqsa Di PBB

Israel (Antarariau.com) - Israel sedang berusaha menenangkan situasi di Yerusalem menyusul meningkatnya kekerasan terkait penerapan kebijakan keamanan baru di kompleks Masjid Al Aqsa, tapi akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga keamanan di tempat suci itu menurut kata Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Danny Danon.

"Kami akan mengizinkan semua orang datang dan beribadah di Temple Mount, tapi di saat bersamaan kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga keamanan," kata Danon kepada wartawan pada Senin menjelang pertemuan Dewan Keamanan untuk membahas cara meredakan ketegangan terkait tindakan keamanan di kompleks Haram al-Sharif, yang disebut Temple Mount oleh orang Yahudi.

Mesir, Prancis dan Swedia menyerukan perundingan tersebut menyusul bentrokan pada akhir pekan lalu yang menewaskan lima warga Palestina.

Kekerasan dipicu oleh langkah keamanan baru yang diberlakukan di kompleks masjid Haram al-Sharif menyusul serangan pada 14 Juli yang menewaskan dua polisi Israel.

Israel memasang detektor logam di pintu masuk menuju kompleks yang mencakup masjid Al-Aqsa dan Masjid Kubah Batu atau Dome of the Rock itu, langkah yang disebut Palestina sebagai upaya Israel untuk menegaskan kekuasaannya.

Ketika ditanya apa Israel siap membongkar detektor logam di pintu masuk kompleks Al Aqsa, Danon mengatakan: "Tujuan kami meredakan situasi" dengan mengizinkan akses ke situs suci itu, tapi juga "menjaga keamanan di tempat yang penting ini".

Dewan Keamanan PBB akan mendengar laporan utusan PBB Nikolay Mladenov selama pertemuan tertutup Senin.

"Kami harap anggota dewan akan mengirimkan pesan jelas ke para pihak untuk de-eskalasi, untuk melakukan pengendalian, untuk menahan diri dari provokasi, dan bekerja bersama meredakan ketegangan dan mencegah kekerasan," kata diplomat Swedia, Carl Skau.

Swedia termasuk di antara sedikit negara Eropa yang mengakui Palestina, demikian menurut warta kantor berita AFP.