Pekanbaru (Antarariau.com) - Komandan Resor Militer 031 Wirabima, Brigjen TNI Abdul Karim menginstruksikan kepada jajarannya untuk mengubah pola patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.
"Patroli kita ubah, (yang sebelumnya) dari pagi (diubah) menjadi sore sekitar pukul 15.00 WIB," katanya kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Perubahan pola patroli tersebut berdasarkan hasil panelusuran Brigjen TNI Abdul Karim terkait pola terjadinya Karhutla, yang menurutnya hal disengaja.
Abdul Karim yang juga menjabat sebagai komandan satuan tugas (Satgas) penanggulangan Karhutla Riau tersebut mengatakan, mayoritas kebakaran terjadi menjelang sore. Dia menilai, selama ini pelaku pembakar lahan kerap beraksi pada sore hari, saat kegiatan patroli berakhir.
"Makanya kita ubah polanya," jelasnya.
Dalam dua pekan terakhir, dia mengatakan kondisi cuaca di Riau cukup kering. Bahkan mayoritas wilayah tersebut tidak diguyur hujan selama periode dua pekan lamanya.
Akibatnya sejak awal pekan ini, bermunculan titik-titik panas yang mengindikasikan adanya Karhutla di sejumlah wilayah di Provinsi Riau.
Menanggapi hal itu, Danrem mengatakan dirinya terus berkoordinasi dengan Satgas Karhutla Riau, yang terdiri dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni serta instansi lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Sosialisasi terus ditingkatkan, begitu juga pengawasan dan patroli. Dua minggu ini memang panas terik. Ini harus diantisipasi bersama," jelasnya.
Lebih jauh, dia juga meminta kepada Polri yang merupakan Satgas Penegakan Hukum (Gakkum) Karhutla untuk terus memainkan peranan guna menciptakan efek jera.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru pada hari ini mendeteksi enam titik panas yang mengindikasikan adanya Karhutla dengan tingkat kepercayaan diatas 50 persen di Provinsi Riau.
Enam titik panas yang dideteksi satelit Terra dan Aqua tersebut masing-masing terpantau di Bengkalis, Kuantan Singingi, Siak, Indragiri Hulu dan dua titik lainnya di Kabupaten Pelalawan.
Dari enam titik panas tersebut, dua diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.
Keberadaan titik-titik panas di Provinsi Riau terus terpantau sejak awal pekan ini. Satuan tugas (Satgas) penanggulangan Karhutla Riau terus meningkatkan koordinasi guna mengatasi titik-titik panas.
Pemerintah Provinsi Riau sendiri jauh di awal tahun telah mengambil tindakan cepat dengan menetapkan status siaga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Status itu telah diperpanjang hingga November 2017 mendatang.
Kini Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah membantu Riau dengan mengerahkan lima pesawat helikopter pengebom air jenis Sikorsky, MI-171 dan MI-172. Helikopter itu menjadi andalan Pemerintah Riau yang tergabung dalam Satgas Karhutla dalam menanggulangi titik-titik api.
Berita Lainnya
Terdakwa pembakar lahan 360 hektare di Dumai divonis bebas
23 January 2024 21:27 WIB
Polres Inhu ringkus pembakar lahan di Aur Cina
21 October 2023 15:18 WIB
Polisi tangkap pembakar lahan di Sungai Mandau Siak
14 October 2023 14:34 WIB
Polres Inhu tangkap pembakar lahan di Batang Gansal
13 October 2023 13:31 WIB
11 pembakar lahan di Rohil ditangkap
15 August 2023 6:10 WIB
Ayah dan anak pembakar lahan di Rohil diringkus
20 May 2023 12:02 WIB
Polisi buru pembakar lahan di perbatasan Dumai-Bengkalis
25 April 2023 6:07 WIB
Penjarakan pembakar hutan dan lahan
30 March 2021 6:09 WIB