Luas Lahan Riau Yang Terbakar Di 2017 Mencapai 548,72 Hektare

id luas lahan, riau yang, terbakar di, 2017 mencapai, 54872 hektare

Luas Lahan Riau Yang Terbakar Di 2017 Mencapai 548,72 Hektare

Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau menyatakan luas lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga Juli 2017 mencapai 548,72 hektare.

"Hingga kini kami terus mengantisipasi kebakaran meluas menyusul masuknya musim kemarau," kata Kepala BPBD Riau Edwar Sanger di Pekanbaru, Kamis.

Edwar menjabarkan, total luas lahan yang terbakar itu menyebar di sejumlah titik di Provinsi Riau. Diantara wilayah yang mengalami kebakaran cukup masif sejak awal tahun ini adalah Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai, Meranti, Rokan Hulu, Pelalawan, Siak, Indragiri Hilir.

Bahkan, dalam beberapa hari terakhir titik-titik api dengan kebakaran berkisar dua hingga puluhan hektare terjadi di wilayah pesisir Riau, seperti Dumai dan Meranti.

Rokan Hilir merupakan wilayah dengan Karhutla terluas, mencapai lebih dari 100 hektare.

Kebakaran yang terjadi di Rokan Hilir terjadi pada medio Februari, sebelum kemudian pada awal Maret Riau memasuki musim hujan. Bahkan, Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin harus mengerahkan Korps Pasukan Khas Batalion 462 Pulanggeni dengan menggunakan Super Puma dan berhasil menangkap dua terduga pembakar lahan.

Sempat memasuki musim penghujan rentang akhir Februari-April, kini Riau kembali dihadapkan dengan musim kemarau.

Guna mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Riau memutuskan untuk memperpanjang status siaga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan hingga November 2017.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah membantu Riau dengan mengerahkan lima pesawat helikopter pengebom air jenis Sikorsky, MI-171 dan MI-172.

Helikopter itu menjadi andalan Pemerintah Riau yang tergabung dalam Satgas Karhutla dalam menanggulangi titik-titik api.

Sementara itu, Komandan Resor Militer 031 Wirabima, Brigjen TNI Abdul Karim menginstruksikan jajarannya untuk mengubah pola patroli pencegahan Karhutla di Provinsi Riau.

"Patroli kita ubah, dari pagi menjadi sore sekitar pukul 15.00 WIB," katanya.

Perubahan pola patroli tersebut berdasarkan hasil panelusuran Brigjen TNI Abdul Karim terkait pola terjadinya Karhutla, yang menurutnya hal disengaja.

Abdul Karim yang juga menjabat sebagai komandan satuan tugas (Satgas) penanggulangan Karhutla Riau tersebut mengatakan, mayoritas kebakaran terjadi menjelang sore.

Dia menilai, selama ini pelaku pembakar lahan kerap beraksi pada sore hari saat kegiatan patroli berakhir.

Dirinya berharap dengan mengubah pola patroli tersebut dapat menekan angka Karhutla yang belakangan mulai marak.