Lipsus: Memberi Arti Bagi HUT RI Ke-72

id lipsus memberi, arti bagi, hut ri ke-72

Pekanbaru (Antarariau.com) - Ny. Desi (39), aparatur sipil negara alias ASN Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dari garis star lomba terus berjalan sedikit cepat, dan tetap hati-hati sambil memegang sendok berisikan bola pingpong itu di mulutnya untuk melintasi jalur di depannya.

Keyakinannya tampak cukup tinggi untuk tetap bisa kembali ke garis finish dengan baik, dengan harapan menjadi pemenang dalam lomba permainan membawa bola pingpong dengan sendok di mulut itu.

Ny. Desi tetap berada di belakang dan empat rekannya yang lain justru dengan tegesa-gesa melampauinya berjalan. Namun satu-persatu mereka berguguran di tengah jalan ditandai dengan jatuhnya bola pingpong itu dari dalam sendok.

"Hidup Bu Desi..., hidup Bu Desi.. !," teriak rekan-rekan ASN lainnya, memberi semangat saat detik-demi detik Ny. Desi melaju dengan tenang hingga mencapai garis finish. Sorak sorai mengelu-elukan Desi sebagai pemenang lomba yang digelar pada Kamis, (10 /8) pagi itu masih terdengar.

Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Rozi mengatakan pemenang lomba diberi hadiah menarik berupa mug Diskes dan tempat tisu. Namun sebelumnya upacara di Kantor Gubernur memperingati HUT Provinsi Riau, ke-60. Berikutnya jajaran Pemrov Riau, mulai dari dinas, kantor, dan badan menggelar senam bersama di kantor masing-masing, baru dilanjutkan dengan berbagai lomba.

"Berbagai lomba digelar lainnya adalah memasukkan paku ke dalam botol, joget dangdut pakai balon, hanya untuk memperkuat silaturrahim antar ASN, kemudian diakhiri dengan aksi "Bude Jamu" ( bugar dengan Jamu) yakni meminum jamu bersama," katanya.

Sebelum lomba, juga digelar aksi "Bude Jamu" atau bugar dengan Jamu, memakan makanan sehat, setelah itu bazar buah guna menggalakkan gerakan masyarakat (germas), untuk membudayakan hidup sehat di lingkungan masyarakat,dan kemudaian mengajak melakukan agar rutin melakukan cek fisik kesehatan, dan makan buah.

Pada 20 Agustus 2017, katanya, digelarnya acara bakti sosial di kawasan car free day, jalan Gajah Mada dan seekitarnya yakni melibatkan seluruh ASN Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan instansi serta organiasi kesehatan terkait lainnya di Pekanbaru.

"Memaknai HUT RI ke-72 kali ini, tua muda, perempuan dan laki-laki harus dilibatkan dan acaranya cuma sekali setahun saja. Bersedia melepaskan kepenatan dari rutinitas kerja, kemudian bersenang-senang, tertawa dan bersenda gurau sesama rekan sekerja. Paling penting lagi, ASN Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencontohkan bagaimana berprilaku hidup sehat seperti Instruksi Menkes No 1 tahun 2017 itu," katanya.

Instruksi Kemenkes tersebut antara lain mengajak seluruh masyarakat untuk gemar berolahraga, makan buah dan sayur serta rutin melakukan cek fisik. Ini kebijakan preventif maka yang sehat tidak akan jatuh sakit dan sakit tentunya harus diobati.

Perlu keteladanan

Prakatisi Pendidikan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Firnando mengatakan, di usia RI ke-72, ada beban paling berat yang terus perlu ditingkatkan oleh para pengelola kependidikan antara lain "keteladanan".

Bagaimana itu bentuknya keteladanan yang harus terus dipertahankan oleh para orang tua?

Contohnya, untuk menjaga kebersihan yang seharusnya menjadi tanggung jawab masing-masing guru dan tentunya murid akan mengikutinya dengan baik. Begitu pula terhadap prilaku, ucapan dan tindakan mungkin dalam kondisi bergurau di depan anak atau bersama anak tentu ada batasannya.

"Anak sekarang pun makin kritis, mereka pasti akan meniru ketika orang tua mereka minum sambil berdiri, dan mempertanyakan hal itu, atau makan dengan tangan kiri pun masih dipertanyakan,"kata Firnando yang juga Kepala SMP/MTs Muhammadiyah 1 Kota Pekanbaru itu.

Namun demikian, solusinya tentu perlu menyiapkan akhlak anak, seiring dengan berkembangnya informasi dan tekhnologi cukup deras saat ini. MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan globalisasi jelas membuat rakyat tidak akan pernah bisa lari, namun yang paling penting adalah bagaimana membentengi diri khususnya sejak dini untuk pelajar.

Mengajari dan memberikan pemahaman pada mereka tentang hal yang baik dan buruk namun demikian kontrol yang kuat sangat diperlukan dari orang tua masing-masing, sebab mereka yang mengetahui karakter anak mereka masing-masing termasuk saat anak menggunakan HP.

Sementara itu, dalam menyemarakkan HUT RI ke-72, pada 17 Agustus 2017, SMP/MTs Muhammadiyah I Pekanbaru, akan menggelar lomba memasak yang melibatkan dua pelajar, dua orang tua pelajar dan guru kelas. Setiap tim akan dibantu Rp50 ribu untuk membuat menu makan siang untuk lima porsi.

"Terserah lauknya apa, namun temanya adalah makanan empat sehat. Bantuan untuk membeli bahannya cukup murah meriah yang penting adalah memupuk semangat kebersamaan antara pelajar, orang tua pelajar dan guru mereka. Sebelum lomba akan digelar upacara memperingati HUT RI diikuti semua kelas 9 sebanyak enam lokal, pelajar SMK Muhamamdiyah, dan sebagian pelajar kelas 7," katanya.

Untuk pelajar putra, akan digelar lomba futsal pakai kain sarung, yang diharapkan tentunya akan menjadi tontonan menggembirakan bagi seluruh keluarga besar SMP/Mts Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Lomba lainnya adalah memasukkan benang ke dalam jarum saat berjalan.

"Kegiatan ini diharapkan menjadi tontanan yang menarik dan berkesan sekaligus menjadi hiburan bagi pelajar, orang tua, dan guru,"katanya.

Saat Indonesia kini sudah memasuki usia lansia ke-72 tahun, setidaknya akan memberikan jaminan maksimal bagi generasi penerus bangsa ini untuk bisa hidup tetap nyaman, berpendidikan dan tidak kekurangan ekonomi.

Namun demikian, Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Yenrizal justru berpendapat bahwa sudah sangat lama negara ini merdeka, akan tetapi masih banyak anak-anak di Tanah Air yang belum mendapatkan pendidikan berdampak masih rendahnya kualitas SDM, bahkan kesenjangan ekonomi kasih terjadi di kalangan masyarakat miskin.

"Padahal amanah UUD 1945 telah mengisyaratkan bahwa semua orang berhak mendapatkan penghidupan, pendidikan dan kehidupan ekonomi yang layak, tentu saja ini menjadi tanggung jawab Pemerintah bersama semua pihak terkait,"katanya.

Terkait, masih tingginya kasus kekerasan terhadap anak di Tanah Air, ia mengimbau orang tua perlu terus memperkuat delapan fungsi keluarga sekaligus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, yakni fungsi agama, reproduksi, pendidikan , fungsi cinta, fungsi kasih, perlindungan, ekonomi dan lingkungan.

Oleh karena itu, menyemangati HUT RI 2017, jajaran BKKBN menetapkan tema "membangun revolusi mental melalui keluarga" yang terus disosialisaikan hingga jajaran ke bawah untuk memahami Pancasila, berketuhahan Yanga Maha Esa, dan implementasinya dalam semangat bergotong royong.

Dan paling penting, katanya lagi, pemerintah jugaperlu lebih meningkatkan pembangunan kualitas SDM agar penduduk Indonesia bisa mengisi pembangunan ini baik bertindak sebagai subjek pembangunan maupun sebagai objek pembangunan.