Jakarta (Antarariau.com) - Berbagai penyedia layanan ketiga terus berupaya menghilangkan akun bot, salah satunya tim di kampus Indiana University dan Northeastern University di Amerika Serikat (AS), yang mengembangkan sistem bernama Botmeter.
Hal itu terkait akun bot yang masih menjadi isu di media sosial, seperti Twitter, umumnya mereka menyebarkan cerita tertentu, bahkan yang berkonten politik.
Botmeter mengenali lebih dari seribu faktir, mulai dari cuitan (termasuk metadata bagaimana dan dari mana unggahan) hingga komposisi pengikut, demikian keterangan laman The Verge.
Kami menggunakan banyak sinyal untuk menghitung skor, kata Onur Varel, peneliti dari Northeastern University yang terlibat proyek itu.
Berdasarkan teori yang digunakan sistem tersebut, bila angka Botmeter di bawah 40 persen, kemungkinan akun tersebut adalah akun sungguhan, bukan robot.
Varel tidak mengklaim sistem tersebut betul-betul akurat untuk membuat kesimpulan sebuah akun adalah bot karena sistem masih dikembangkan.
Tim peneliti secara aktif mengumpulkan data untuk dimasukan ke sistem bernama Bot Repository.
Varel mengakui akun bot kini makin kompleks dan sulit dikenali jika dibandingkan dengan 2011, saat ia pertama kali mempelajari akun robot.
Berita Lainnya
Protes pro-Palestina melanda kampus-kampus di Amerika Serikat pascapenangkapan massal
23 April 2024 13:34 WIB
Kawasan industri nikel IMIP telah miliki pekerja dari 1.952 kampus
15 April 2024 12:16 WIB
Presiden Jokowi resmikan Gedung Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta pas Harlah NU
31 January 2024 13:21 WIB
Ditlantas Polda Riau sosialisasikan pemilu damai di Kampus Abdurrab
31 January 2024 12:53 WIB
HUT ke-86, Antara Riau perkuat kapasitas pers kampus melalui pelatihan jurnalistik
09 December 2023 16:10 WIB
Unri-BNNP Riau persempit ruang gerak "narkoba masuk kampus"
29 November 2023 12:13 WIB
BEM Faperta Unri tolak adanya tukang parkir di sekitar kampus
03 November 2023 17:35 WIB
Universitas Riau targetkan jadi kampus riset unggulan di ASEAN
22 September 2023 17:21 WIB