Depok (Antarariau.com) - Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berkolaborasi menciptakan Plato yaitu sebuah alat pengolah limbah batik portable, mudah digunakan oleh pelaku industri serta dapat mendegradasi limbah batik secara optimal.
"Industri Batik Pekalongan menjadi salah satu daerah pengamatan kami. Di kota Pekalongan, jenis industri batik yang mendominasi adalah home industry, yang tersebar luas di berbagai bagian kota Pekalongan," kata salah seorang dari lima mahasiswa UI yang menciptakan Plato, Sharfan di Kampus UI Depok, Senin.
Kelima mahasiswa tersebut adalah Nur Sharfan (Teknik Kimia) ; Ahmad Shobri (Teknik Elektro) ; Fadhila Ahmad Anindria (Teknik Kimia) ; Rickson Mauricio (Teknik Kimia) dan Muhammad Akbar Buana (Teknologi Bioproses).
Ia mengatakan pertumbuhan dari industri batik Pekalongan tidak diiringi dengan sistem pengolahan limbah yang baik. Jumlah IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) komunal batik di Pekalongan baru ada tiga dengan kapasitas yang belum mampu menampung seluruh limbah produksi dari unit usaha batik.
Mengingat proses pengecatan dan pemberian warna pada kain menghasilkan limbah yang tidak sedikit jumlahnya dan berakhir dengan dibuang di sistem perairan setempat, maka kami peduli untuk mencari solusi akan masalah limbah tersebut.
"Alat yang kami ciptakan menggunakan teknologi elektrokoagulasi dan fotokatalis sehingga dapat mendegradasi limbah batik secara optimal," katanya.
Di bawah bimbingan dosen Fakultas Teknik UI Prof. Dr. Ir. Slamet, MT., Plato menjadi sebuah prototipe alat pengolah limbah portable yang dirancang sedemikian rupa agar mudah digunakan oleh para pelaku home industry Batik.
Dengan kombinasi metode elektrokoagulasi dan fotokatalis, unit ini dapat mengolah limbah jamak secara simultan, seperti limbah warna, limbah organik serta limbah logam berat.
Plato memiliki keunggulan diantaranya dapat digunakan secara mobile, dapat digunakan secara bergantian oleh tiap pelaku usaha dalam suatu kawasan tanpa harus mengumpulkan limbah hasil pencucian batik ke IPAL.
"Dengan demikian, jumlah limbah yang dibuang ilegal ke sungai dapat berkurang," katanya.
Diharapkan alat ini mampu memberikan alternatif pengolahan limbah batik sehingga dapat menjadi solusi akan keresahan masyarakat di sekitar sungai.
Air bersih yang telah diolah dari teknologi ini berpotensi untuk bisa digunakan kembali pada proses produksi batik, dengan begitu penggunaan air pada proses produksi dapat mengalami peningkatan penghematan yang banyak.
Berita Lainnya
Unnes sediakan kuota 11.300 mahasiswa baru
07 January 2024 19:53 WIB
20 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau belajar singkat di Kantor Berita ANTARA
12 December 2023 16:27 WIB
Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung edukasi pengguna narkoba di Pekanbaru
01 December 2023 14:46 WIB
Universitas Islam ini buka penerimaan mahasiswa baru nonmuslim
11 November 2023 13:47 WIB
Waspadai penggunaan narkoba, 10.928 mahasiswa baru Unnes jalani tes urine
24 September 2023 11:59 WIB
Universitas Riau mendidik 400 mahasiswa jadi wira usaha mandiri
26 August 2023 20:25 WIB
Prabowo Subianto temui mahasiswa Indonesia di Universitas Columbia
24 August 2023 15:24 WIB
Pemkab Siak gandeng ratusan mahasiswa UR lakukan sensus data SPBE
02 August 2023 19:23 WIB