Pekanbaru (Antarariau.com) - Semakin banyak perusahaan pelayanan jasa kesehatan di Negeri Malaka, Malaysia, yang menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomuniskasi dan melayani pasien sebagai bentuk keseriusan mereka mengoptimalkan potensi pariwisata berbasis kesehatan.
"Pakar-pakar dan pegawai hospital (rumah sakit) bisa menggunakan Bahasa Indonesia, mungkin lebih bisa berbahasa Indonesia ketimbang bahasa Malaysia (Melayu)," kata Ketua Menteri Melaka Datuk Seri Utama Ir. HJ. Idris Bin HJ. Haron pada pembukaan "Seminar & Travel Mart Pelancongan Melaka" di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan, pariwisata kesehatan menjadi urusan serius bagi Kerajaan Malaka terutama turis asing dari Indonesia karena pelancong untuk berobat adalah penyumbang terbesar kehadiran turis Indonesia ke Malaka, yang mencapai 93.959 orang, dari total 102.608 turis asing yang berobat ke negara bagian itu.
Selain tidak adanya lagi kendala bahasa, lanjutnya, rumah sakit di Malaka juga menyediakan biaya perobatan yang jauh lebih rendah ketimbang biaya berobat di Singapura dan Indonesia. Empat rumah sakit di Malaka yang menjadi tujuan turis untuk berobat antara lain Putra Specialist Hospital, Mahkota Medical Centre, Hospital Pantai, dan Oriental Melaka Straits Hospital.
Selain itu, penerbangan dari Jakarta, Bandung maupun Kota Pekanbaru menuju Melaka juga sudah ada, karena sudah ada rute penerbangan yang dibuka oleh maskapai Xpress Air menuju Lapangan Terbang Antarabangsa Melaka (LTAM). Penerbangan ini memudahkan wisatawan khususnya dari Riau menuju Malaka, yang sebelumnya hanya menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Kota Dumai.
Ia berharap kegiatan Travel Mart Pelancongan Malaka ini tersebut bisa lebih menjelaskan mengenai potensi pariwisata Malaka kepada warga Indonesia, khususnya di Provinsi Riau. Menurut dia, Indonesia adalah pasar terbesar pelancong ke Malaysia. Pada 2016, ada 2,45 juta turis Indonesia mengunjungi Malaysia.
Dari jumlah tersebut, 678.572 orang menjadi Malaka sebagai destinasi pilihan, dan meningkat 14,75 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, yang mencapai 591.324 orang.
"Pelancong Indonesia sebagai pasar pelancong asing ketiga terbesar melawat ke Malaka setelah Singapura dan China," ucapnya.
Ia mengatakan pada 2017, Kerajaan Malaka menargetkan 16,75 juta wisatawan datang kesana. Target itu lebih tinggi dari realisasi kunjungan wisatawan asing pada 2016 yang mencapai 16,28 juta orang.
"Selain itu, untuk melancarkan aktivitas pelancongan pada tahun ini, Kerajaan Malaka melalui Tourism Malaka menyediakan 159 acara dengan 18 di antaranya adalah acara utama," katanya.
Berita Lainnya
BNN Beserta Kepolisian Malaysia Bersama Tingkatkan Pengawasan Di Selat Malaka
02 October 2018 13:15 WIB
Polda Riau Tingkatkan Patroli di Selat Malaka
11 March 2010 16:57 WIB
Penggunaan bahasa daerah mudahkan para siswa SD serap ilmu di kelas
09 October 2023 15:00 WIB
Pemkab Kuansing bentuk Satgas penggunaan Bahasa Indonesia yang benar, begini fungsinya
08 February 2020 14:31 WIB
Kemendikbud Kritik Penggunaan Bahasa Asing Dalam Judul Film Indonesia
25 August 2017 8:25 WIB
THE BOYZ akan sambangi Indonesia dalam tur konser dunia bertajuk ZENERATION II
09 April 2024 12:42 WIB
Dubes Iran Mohammad Boroujerdi apresiasi ketegasan Indonesia dalam mendukung Palestina
04 April 2024 13:27 WIB
BRIN paparkan rencana pengembangan reaktor generasi IV Indonesia dalam ATOMEXPO
26 March 2024 14:50 WIB