Pengelolaan Sampah Oleh Warga Siak Masih Rendah

id pengelolaan sampah, oleh warga, siak masih rendah

Pengelolaan Sampah Oleh Warga Siak Masih Rendah

Siak (Antarariau.com) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Siak mengatakan kesadaran masyarakat wilayah setempat dalam memilah dan mengelola sampah untuk menjadi produk bernilai ekonomi masih rendah.

"Masih banyak sampah rumah tangga besar maupun kecil yang belum dikelola untuk dijadikan produk bernilai ekonomi, menumpuk setiap harinya, sehingga volume sampah terus meningkat," ujar Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan B3 Dinas Lingkungan Hidup Siak Ali Imran saat dijumpai di gerai bazar MTQ tingkat Kabupaten Siak ke-17 di Islamic Center, Siak, Kamis.

Dia menyatakan masih sangat sedikit masyarakat yang sudah memanfaatkan sampah untuk "disulap" menjadi barang-barang yang menghasilkan uang. Bahkan katanya, kesadaran warga terhadap lingkungan cukup rendah.

"Terkadang masyarakat membuang sampah ke tempat pembuangan sementara (TPS) terkesan asal-asalan dan tidak betul-betul dimasukkan, sehingga banyak sampah berserakan di luar kotak," katanya.

Contoh lainnya, lanjut dia, masih banyak rumah tangga enggan membayar pungutan kebersihan yang sudah ditetapkan dalam peraturan daerah (perda) tentang retribusi pungutan sampah.

"Padahal hanya Rp16.000 per bulan untuk rumah tangga besar (rumah makan/kafe)," katanya.

Menurutnya tidaklah susah untuk memilah sampah-sampah yang dihasilkan rumah tangga, mereka (masyarakat) hanya perlu mengelompokkan sesuai jenisnya. Kemudian diuangkan dengan mengantarnya ke bank sampah.

"Di bank sampah, sampah-sampah itu akan ditimbang dan dibayar sesuai dengan harga jenis sampah tersebut. Masyarakat pun bisa menjadi nasabah di bank sampah yang dibuatkan dalam buku tabungan," ucapnya.

Dia menginformasikan saat ini Kabupaten Siak sudah memiliki dua bank sampah untuk menampung sampah-sampah dari masyarakat untuk didaur ulang kembali menjadi produk-produk bernilai ekonomi.

"Dikelola oleh beberapa pengelola yang telah mendapat pelatihan. Dengan demikian sampah tidak menumpuk dalam volume yang besar setiap harinya," katanya.

Selain itu pihaknya juga bekerja sama dengan komunitas Perempuan Peduli Sampah (Puan Lusa) untuk merangkul kaum hawa agar mendaur ulang sampah-sampah yang dihasilkan rumah tangga menjadi produk-produk bernilai ekonomi.