Pekanbaru (Antarariau.com) - BPJS Kesehatan kini menggiatkan edukasi kepada mahasiswa tentang pola hidup sehat untuk menghindari potensi terserang penyakit katastropik seperti stroke, gagal ginjal, penyakit jantung dan hipertensi.
"Penyakit katastropik cenderung terjadi karena faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga dan sebagainya," kata Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Andayani Budi Lestari dalam siaran persnya yang diterima Antara Riau, Selasa.
Menurut Andayani, pola hidup tidak sehat jika dibiarkan dikhawatirkan dapat membawa dampak kurang baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program JKN-KIS. Karena itu, kesadaran generasi muda akan pentingnya menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) perlu ditingkatkan.
Edukasi mahasiswa bertema "BPJS Kesehatan Goes to Campus" itu dilaksanakan secara bertahap di 9 perguruan tinggi di Indonesia.
Kesembilan perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Sriwijaya, Universitas Sumatera Utara, Universitas Diponegoro serta Universitas Sebelas Maret.
"Kegiatan tersebut ditargetkan kepada mahasiswa karena periode usia remaja merupakan masa yang paling rentan dan memiliki risiko yang cukup besar terpengaruh lingkungan," katanya.
Faktanya, penyakit katastropik tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan juga pada anak-anak dan remaja akibat kurang olahraga dan pola makan tidak sehat yang menyebabkan obesitas.
Karena itu, promosi pola hidup sehat kepada generasi muda harus dilakukan sejak dini sehingga diharapkan para generasi muda dapat terhindar dari risiko penyakit katastropik.
Total biaya penyakit katastropik pada rentang waktu 2014- 2016 mencapai Rp36,3 triliun atau 28 persen dari total biaya pelayanan kesehatan rujukan.
"Peringkat biaya teratas diduduki oleh hipertensi dengan jumlah biaya Rp12,1 triliun, disusul dengan diabetes mellitus sebesar Rp9,2 triliun, penyakit jantung koroner sebesar Rp7,9 triliun dan gagal ginjal kronis sebesar Rp6,8 triliun," kata Andayani.
Ia menekankan bahwa selain edukasi tentang pola hidup sehat sejak dini, kegiatan "BPJS Kesehatan Goes to Campus" juga diharapkan dapat membentuk serta meningkatkan kepedulian, kerelaan membantu sesama dan gotong-royong dalam diri para pelajar, terutama dalam hal pelaksanaan program jaminan kesehatan di Indonesia.
"Coba kita bayangkan. Jika satu orang peserta harus melakukan operasi jantung dengan biaya Rp150 juta, maka biayanya ditanggung oleh iuran 5.882 peserta kelas 3 yang sehat. Karena bersifat gotong-royong itulah, setiap peserta wajib membayar iuran bulanan tepat waktu," katanya.
Kalau hanya peserta sakit saja yang membayar iuran dan tidak membayar iuran lagi ketika sudah sehat, dari mana bisa membayar biaya pelayanan kesehatan peserta lainnya yang membutuhkan, katanya.
Karena itu, peran generasi muda dalam mengawal keberlangsungan program JKN-KIS di Indonesia sangatlah besar. Diharapkan dengan menanamkan kepedulian dan gotong-royong dalam jiwa mahasiswa sejak dini, generasi muda dapat membantu mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.
"Mahasiswa adalah kalangan berpendidikan yang dapat menjadi panutan dan calon pemimpin bangsa. Karena itu, kami berharap ke depannya mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat agar paham arti penting hidup sehat, serta menularkan semangat gotong-royong untuk menyukseskan program JKN-KIS," katanya.
Sampai Agustus 2017, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 22 perguruan tinggi negeri dengan total peserta 7.799 jiwa dan 28 perguruan tinggi swasta dengan total peserta 5.195 jiwa.
Kerja sama tersebut meliputi pendaftaran kolektif mahasiswa menjadi peserta JKN-KIS serta sosialisasi kepada mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat di lingkungan universitas yang bersangkutan.
Hingga 15 September 2017, peserta JKN-KIS telah mencapai 181.701.561 jiwa. Sementara dalam hal pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan 21.109 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 5.568 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB