2017, Kebutuhan Elpiji Melon Riau Mengalami Peningkatan 14 Persen

id 2017 kebutuhan, elpiji melon, riau mengalami, peningkatan 14 persen

2017, Kebutuhan Elpiji Melon Riau Mengalami Peningkatan 14 Persen

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pertamina Wilayah Pemasaran Provinsi Riau mencatat ada peningkatan permintaan elpiji tiga kilogram di masyarakat sebesar 14 persen pada 2017 dibandingkan 2016.

"Realisasi kebutuhan elpiji bersubsidi di 12 kabupaten/kota se-Riau setiap harinya naik 138.500 tabung," kata Pejabat Sementara Area Manager Communication and Relations Pertamina Sumbagut, Arya Yusa Dwicandra kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.

Arya mengemukakan pada 2016 realisasi permintaan tabung gas tiga kjlogram setiap hari di seluruh kabupaten/kota hanya 122.000 tabung.

Namun data Pertamina Wilayah Pemasaran Provinsi Riau mencatat sejak Januari 2017 ada kecendrungan alami kenaikan permintaan di masyarakat sebesar rata-rata 14 persen perhari.

"Di tiga bulan awal 2016 Riau menghabiskan 122.000 tabung gas elpiji tiga kilogram perhari, kini mencapai 138.500 tabung," ujarnya.

Ia menjelaskan tingginya penggunaan elpiji tiga kilogram di Riau karena beberapa faktor. Di antaranya bertambahnya jumlah penduduk dan muncul Usaha Mikro Kecil Menengah.

"Selain momen perayaan hari keagamaan, "ucapnya.

Menurut dia, rata-rata peningkatan permintaan gas tiga kilogram di tiap kabupaten/kota se-Riau berbeda-beda. Tapi kalau ditarik secara keseluruhan, pemakaian gas tiga kilogram di seluruh Riau mencapai 138.500 tabung, dengan konsumsi paling banyak di Kota Pekanbaru.

"Kondisi di lapangan pada hari besar keagamaan, konsumsi bisa naik," tuturnya.

Untuk memenuhi permintaan yang meningkat Arya menyampaikan, persediaan gas bersubsidi di Riau mencukupi.

Sementara untuk keadaan tertentu, Pertamina Wilayah Riau berkoordinasi dengan pemerintah daerah apabila membutuhkan operasi pasar.

Sementara itu Pemerintah Kota Pekanbaru telah mengeluarkan edaran larangan kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan setempat larangan untuk menggunakan gas melon atau elpiji bersubsidi .

"Perintah Wali Kota Pekanbaru (Firdaus) jelas, kepada ASN tidak ada lagi alasan menggunakan elpiji bersubsidi," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Pekanbaru Masirba Sulaiman.

Ia menjelaskan bahwa larangan penggunaan gas bersubsidi di kalangan ASN Pemkot Pekanbaru telah disampaikan, baik melalui surat edaran maupun imbauan sejak 2015 silam. Namun, dirinya mengakui sejumlah oknum pegawai masih saja membeli gas tabung bersubsidi.

Kalau 12 kilogram terlalu berat bagi ibu-ibu, sekarang, tidak akan ada lagi alasan serupa karena telah tersedia Bright Gas dengan berat 5,5 kilogram.

Ia menjelaskan peruntukan Gas Elpiji bersubsidi jelas bagi masyarakat yang secara ekonomi tidak mampu.

Atau dalam arti lain, lanjutnya, masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap, serta penghasilan dibawah upah minimum kota.

Lebih jauh, selain melarang ASN menggunakan gas bersubsidi, dia turut meminta kepada Pangkalan tidak menjualnya kepada ASN Pemkot Pekanbaru.