Pertamina Komit Bangun Ketahanan Energi Berkelanjutan

id pertamina komit, bangun ketahanan, energi berkelanjutan

Pertamina Komit Bangun Ketahanan Energi Berkelanjutan

Pekanbaru (Antarariau.com) - Upaya Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) untuk membangun ketahanan energi berkelanjutan nasional kedepan perlu diacungin jempol.

Tantangan besar terutama pada sektor Minyak dan gas (Migas) yang merupakan sumber daya yang tidak terbarukan, dimana butuh ratusan tahun untuk pembentukannya sebab terbuat dari fosil mahluk hidup yang sudah mengalami perubahan alam.

Kondisi ini membuat produksi terus menurun diperparah lagi dengan penurunan harga minyak mentah dunia yang pada akhirnya berpengaruh pada pendapatan Negara dari sektor ini. Perlu ada pemikiran dan teknologi serta inovasi yang harus dibangun dan dibuat agar produksi Migas Indonesia dapat terus meningkat.

Senior Vice President Development dan Technology PT Pertamina (Persero) Amran Anwar menjelaskan bahwa upaya Pertamina untuk membangun ketahanan energi nasional bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya melalui kerjasama di bidang riset dan teknologi dengan perguruan tinggi. Hal ini karena peningkatan produksi Migas tidak terlepas dari kecanggihan teknologi dan kemampuan SDM, serta efisiensi biaya produksi.

Provinsi Riau sebagai salah satu daerah penghasil Migas di Indonesia memiliki potensi SDM dibidang perminyakan khususnya pada perguruan tingginya, sebagai contoh Universitas Islam Riau yang memiliki jurusan Teknik Perminyakan.

Untuk itu Pertamina berupaya agar potensi yang ada dapat dimaksimalkan guna menghasilkan SDM Migas dimasa datang dengan berupaya mendorong mahasiswa dan dosennya melakukan riset dan penelitian tentang proses penambangan dengan bekerjasama.

"Hari ini Pertamina mengajak universitas yang ada di Riau untuk bisa berkontribusi menyumbangkan karyanya dan riset bagi peningkatan produksi pertambangan Migas, " kata Amran.

Menurut Amran Pertamina Hulu mulai membangun kerjasama dengan beberapa universitas nasional untuk menciptakan SDM handal yang mampu menghasilkan teknologi lebih canggih lagi dalam pengembangan produksi Migas.

Misalkan salah satu yang sudah di lakukan di Riau upaya kerjasama dengan mengundang para dosen perminyakan untuk melakukan riset pertambangan Migas di laboratorium Pertamina.

Selain juga memberikan kuliah umum bagi mahasiswa Pekanbaru terkait industri Hulu Minyak dan gas dalam rangka ketahanan energi nasional yang mengangkat tema "Pertamina Berbagi Pengetahuan Dengan Universitas", kemarin.

Pertamina juga menjadikan kegiatan ini sebagai upaya peningkatan kemitraan dan sinergi dengan dunia pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi. Selain itu Pertamina juga berupaya memberikan gambaran kepada para mahasiswa mengenai fungsi-fungsi yang ada di Direktorat Hulu Pertamina seperti Geophysics, Geology, Reservoir dan Production, Enhanced Oil Recovery, Process dan Facility, Drilling, New Energy dan Green Technology, hingga fungsi data dan Geomatics.

"Kami membutuhkan SDM yang mampu mengelola gas dan geothermal sendiri. Teknologi bukanlah gampang dimiliki jika berasal dari luar maka teknologi harus diciptakan, " katanya.

Amran Anwar menjelaskan bahwa kegiatan di sektor hulu yang dijalankan Pertamina saat ini sangatlah dinamis dan menantang. Upaya penambahan cadangan Migas serta turunnya harga minyak mentah dunia merupakan dua hal yang menjadi tantangan utama saat ini. Di sisi lain, terdapat peluang dalam hal pengembangan energi baru dan terbarukan seperti panas bumi.

"Pertamina mengemban amanah penting sebagai bagian dari upaya menciptakan ketahanan energi nasional, oleh karena itu berbagai dinamika yang terjadi khususnya di sektor hulu perlu disikapi secermat mungkin", ujar Amran.

Tantangan sektor energi di masa yang akan datang tentunya akan semakin berat, sehingga diperlukan generasi penerus yang handal dan mampu menjawab tantangan di masa depan. Untuk itu penyiapan SDM melalui kampus dapat dilakukan sebaik mungkin karena tanggung jawab pemenuhan energi di masa yang akan datang berada di pundak mereka.

Kalau kita lambat melakukan perubahan maka akan jauh tertinggal di belakang dan akan hilang .

"Tantangan Pertamina kedepan adalah SDM, Kedua teknologi, kalau itu miliki, biaya produksi jauh lebih murah, sebaliknya kalau asing akan mahal," ucapnya.

Sebagai perusahaan energi nasional terbesar di Indonesia, Pertamina menjalankan kegiatan bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Di sektor hulu, Pertamina memiliki anak-anak perusahaan yang menjalankan kegiatan eksplorasi dan produksi migas seperti PT Pertamina EP (PEP) dan PT Pertamina Hulu Energy (PHE).

Disamping itu Pertamina juga menjalankan kegiatan pengelolaan panas bumi melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), serta jasa pemboran yang dijalankan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).

Di Provinsi Riau sendiri, kegiatan hulu migas Pertamina dijalankan oleh PT Pertamina EP Asset 1 Lirik Field serta Pertamina Hulu Energi Siak dan Kampar yang secara administratif berada di empat Kabupaten yaitu Indragiri Hulu, Pelalawan, Siak dan Rokan Hilir.

"Jadi guna kerjasama untuk mencari teknologi untuk memproduksikan migas di lapangan yang ada dan sudah tua selama ini", katanya.

Sementara itu Rektor UR Aris Mulyadi menyatakan bahwa pertamina sangat besar perannya dalam produksi minyak karena itu Kepada mahasiswa agar memanfaatkan pertemuan ini agar dapat menimba ilmu.

"Karena yang kami undang mahasiswa yang jurusannnya terpaut dengan tehnik sehingga nanti tawaran bagi Pertamina peluang bagi lulusan ini bisa kesempatan magang di perusahaan milik negara itu, " ujarnya.

Ia juga menyambut baik atas tawaran Pertamina kepada para dosen untuk riset termasuk pembukaan prodi jurusan teknik dan geologi.