Warga Resah Keberadaan Pabrik Di Tengah Kota

id warga resah, keberadaan pabrik, di tengah kota

Pekanbaru, 18/5 (ANTARA) - Sejumlah warga yang bermukim di Jalan Taskurun, Pekanbaru, mengaku resah dengan keberadaan pabrik karet yang berlokasi di tengah kota karena pabrik karet tersebut mencemari sungai dan udara.

" Banyak ikan yang mati akibat limbah yang berasal dari pabrik karet tersebut. Tak hanya itu, kalau pabrik sudah beroperasi bau karet menyengat hidung," ujar Muhammad Haris, warga Jalan Taskurun, Selasa.

Menurutnya, warga sudah menyampaikan hal tersebut pada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pekanbaru dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pekanbaru, namun sayangnya hingga saat ini belum ada kejelasan.

"Warga berharap pihak BLH menanggapi hal tersebut. Kami takut terganggu kesehatan akibat polusi dari pabrik tersebut," ujarnya.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri mengatakan kedua pabrik karet yang berlokasi di tengah kota yakni Rickery dan Bangkinang harus direlokasi secepatnya. Dikarenakan keberadaannya di tengah kota.

"Pabrik tersebut memang sudah tidak layak lagi berada ditengah kota. Secepatnya harus direlokasi ke kawasan industri. Pihak pemko kan sudah mempunyai lahan yakni Kawasan Industri Tenayan (KIT), kita harap pabrik tersebut pindah," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga akan memanggil kedua pabrik tersebut secepatnya, untuk membicarakan relokasi pabrik tersebut.

Kepala BLH Pekanbaru, Dedi Gusriadi mengatakan pihaknya sudah mengegur kedua pabrik tersebut untuk tidak melakukan operasi pada jam sibuk. Pasalnya, bau menyengat yang ditimbulkan pabrik tersebut mengganggu aktifitas warga.

"Kita sudah lakukan penelitian, untuk sungai tidak terjadi pencemaran. Hanya saja bau yang ditimbulkan meresahkan warga. BLH sudah menegur kedua pabrik tersebut untuk melakukan aktifitas pada malam hari saja," kata dia.

Menurutnya, kedua pabrik tersebut belum direlokasi disebabkan belum adanya jalan di KIT tersebut. Kedua pabrik tersebut, lanjutnya, sudah mempunyai lahan di kawan industri tersebut.

"Mereka berjanji akan pindah, jika jalan sudah dibangun di kawasan tersebut. Kalau sekarang, sulit bagi mereka untuk pindah dikarenakan mengganggu produksinya," jelasnya.