Pekanbaru (Antarariau.com) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Riau telah menghimpun Rp409 juta derma untuk muslim Rohingya di Myanmar, yang dikumpulkan dari sejumlah satuan kerja kemenag se-Kabupaten dan kota di Riau.
"Alhamdulillah bantuan kemanusian untuk muslim Rohingga berhasil di kumpulkan sebanyak Rp409 juta dan sudah termasuk dengan bantuan yang dikumpulkan oleh MIN I sebesar Rp5 juta," kata Kepala Kanwil Kemenag Riau, Ahmad Supardi di Pekanbaru, Jumat.
Menurut dia, belum semua satker yang menyalurkan bantuan untuk Rohingya ini ke Kanwil Kemenag Riau, karena sebagian ada yang sudah menyalurkan ke lembaga lain, namun demikian ini tidak menjadi masalah, yang terpenting kepedulian bersama sesuai kemampuan masing-masing.
Ia mengatakan, pada 4 Oktober 2017, pihaknya sudah melaporkan hasil penggalangan dana secara bertahap ini kepada Menag RI, dan Menag menyambut baik, lalu meminta kami meneruskan koordinasi dengan Dirjen Bimas Kemenag RI.
"Insyaallah Dirjen Bimas RI akan mengambil langkah responsif dalam penyaluran dana ini, apakah dengan membuka rekening baru atau mencari lembaga resmi yang aktif dalam bantuan kemanusiaan tersebut,"katanya.
Ia mengatakan, bantuan ini sekaligus membuktikan wujud kepedulian bersama, kepedulian semua komponen, satker/unit yang ada di bawah naungan Kemenag. Dari karyawan, pelajar madrasah negeri dan swasta dari empat jenjang pendidikan MI, MTs, MA se-Riau.
"Oleh karena itu distribusi bantuan yang cukup banyak ini diharapkan segera sampai kepada yang berhak menerimanya dan terimakasih pada seluruh pejabat dan pegawai Kementerian Agama se Provinsi Riau, termasuk masyarakat Riau yang ikut berpartisipasi dengan menyumbangkan sebagian rezkinya untuk umat muslim Rohingya yang memang sangat membutuhkan," kata Ahmad.
Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, Kamis, memperingatkan, kekerasan terhadap muslim Rohingya Myanmar di Rakhine utara bisa meluas ke Rakhine tengah, tempat 250.000 orang terancam kehilangan tempat tinggal.
Guterres berbicara pada sidang untuk membahas masalah Myanmar, yang pertama kalinya selama delapan tahun digelar secara terbuka.
Pada kesempatan itu, Guterres mengatakan, masalah Rohingya telah berubah menjadi "darurat pengungsi yang paling cepat meningkat, juga suatu mimpi buruk terhadap kemanusiaan dan hak asasi manusia."
"Kami telah menerima gambaran mengerikan (berdasarkan pengakuan, red) dari mereka yang lari menyelamatkan diri, sebagian besar perempuan, anak-anak dan manula," tutur Guterres.
"Pengakuan yang mereka berikan ini mengarah pada kekerasan yang sangat parah serta pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia, termasuk penembakan tanpa pandang bulu, penggunaan ranjau darat terhadap warga sipil serta kekerasan seksual," katanya.
Sudah lebih dari 500.000 Muslim Rohingya pergi mengungsikan diri ke Bangladesh bulan lalu sejak para pemberontak menyerang pos-pos keamanan di dekat perbatasan. Serangan itu memicu pembalasan sengit dari militer Myanmar, yang disebut Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai pembersihan etnis.
Berita Lainnya
Kemenag: Spirit Al Quran berhasil membawa Indonesia jaga keragaman
28 March 2024 14:12 WIB
Kemenag sebut moderasi beragama harus diimplementasikan semua lembaga
26 March 2024 15:08 WIB
Kemenag Riau imbau daerah prioritaskan kesehatan calon haji
24 March 2024 21:52 WIB
Kemenag sebut KUA bakal menjadi "hub" urusan agama, bukan hanya pernikahan
14 March 2024 16:03 WIB
Kemenag nyatakan sidang isbat sebagai forum bersama pengambilan keputusan
08 March 2024 10:01 WIB
Pemerintah wajibkan sertifikat halal produk usaha gratis 17 Oktober 2024
06 March 2024 8:27 WIB
Sebanyak 4.192 calon haji Riau lunasi BIPIH 2024
29 February 2024 17:11 WIB
Kementerian Agama kirim 500 dai ke wilayah 3T selama Ramadhan, ini tujuannya
28 February 2024 17:01 WIB