Memungut Keuntungan Berlipat Dari Bank Sampah

id memungut keuntungan, berlipat dari, bank sampah

Memungut Keuntungan Berlipat Dari Bank Sampah

Pekanbaru (Antarariau.com) - Bagi Syarifah Anum (34), seorang warga Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, sudah tidak terhitung berapa kali dirinya dicemooh, disebut gila, dilecehkan oleh warga saat menjalani akitivitasnya sebagai motivator, penyuluh dan pengelola bank sampah.

Kegigihannya sering diuji. Hanya karena niat yang tulus ikhlas ia terus menerus memotivasi warga untuk memilah sampah rumah tangga ke dalam empat bagian/jenis itu masih tetap dijalaninya, kendati tidak menerima upah sepeserpun saat tahun 2013 hingga 2015.

"Sejak 2015, jerih payah saya berbuah juga, dan alhamdulillah saya diangkat sebagai tenaga harian lepas (THL) dengan gaji Rp2 juta setiap bulan," katanya dengan honor yang diterima sebesar itu makin menguatkan tekadnya untuk terus memotivasi masyarakat menyetorkan sampah ke bank sampah untuk diganti dengan rupiah.

"Perasaan gondok, kepenatan akan segera hilang jika ada seorang saja nasabah bank sampah bertambah, dan terus menerus menyetorkan sampah rumah tangga yang nonorganik ke bank sampah," kata Syarifah Anum yang akrab disapa Een itu yang juga Direktur Bank Sampah Berlian Labuai Kecamatan Bukit Raya dan Bank Sampah Bukit Hijau Berlian Kecamatan Tampan itu.

Dan pernah suatu kali warga yang telah mencemoohnya diam-diam mengakui mendapat keuntungan saat warga tersebut mencairkan uang sampah. "Coba jika sejak dari dulu ya kita menyetorkan sampah nonorganik ke bank sampah, tak terhitung banyaknya uang yang sudah kita dapatkan," kata warga tersebut seperti dituturkan Een.

Tidak sulit, malah akan jauh lebih gampang jika sejak dini warga di rumah masing-masing mulai memilah sampah sejenisnya masing-masing dan memasukkan sampah tersebut ke dalam empat kantong kresek yang digantungkan di dapur.

"Hilangkan perasaan gengsi, silahkan setorkan sampah ke bank sampah, maka buku bank sampah anda akan terus terisi penuh dan rupiah pun bisa dibawa pulang," kata Een memotivasi warga.

Mengubah Pola Pikir

Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru Zulkarnain ST, MT mengatakan mengubah pola pikir masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari sampah sungguh sangat sulit dilakukan.

Padahal, katanya, sampah merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah daerah dengan masyarakatnya untuk saling menjaga lingkungan agar tetap menjadi bersih dan sehat.

Menurut dia, memang sulit untuk merangkul masyarakat agar senantiasa berperan aktif menjaga lingkungan. Dan atas keberadaan bank sampah dia berharap masyarakat akan makin termotivasi untuk tidak menjadikan sampah sebagai "musuh" sekaligus dalam upaya menekan jumlah sampah di lingkungan karena sudah dihargai dengan rupiah.

Ia menyebutkan landasan hukum dalam konsep penerapan sampah adalah UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemda, UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (pasal 6 huruf a) pemerintah daerah bertugas menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Serta UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (pasal 70 ayat 1) masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Selain itu ada juga Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah.

Ia menyebutkan total produksi sampah organik dan nonorganik di Kota pekanbaru pada tahun 2016 mencapai 121.707 ton lebih yang ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar Rumbai, atau berjarak 18,5 km dari pusat Kota Pekanbaru. Jumlah ini sudah berkurang karena adanya bank sampah tercatat pada tahun 2015 jumlah sampah di Kota Pekanbaru mencapai 148.819 ton lebih.

Dari 121.707 ton sampah tersebut sebanyak 20 persen sampah basah diolah menjadi kompos yang setiap 12 hari telah memproduksi sebanyak 1,2 ton pupuk kompos dengan sentra pengolahn kompos berasal dariRumah Kompos Muara Fajar di Jalan Ikan Raya Kelurahan Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, berikutnya Rumah Kompos Umban Sari di Kecamatan Rumbai.

Selain itu berasal dari Rumah Kompos Cempakan Jalan Keluarhan Pulau Karam Kecamatan Sakajadi, Rumah Kompos Hutan Kota Jl Ronggowarsito Kelurahan Suka Maju Kecamatan Sail. Rumah Kompos Garuda Sakti di Jl Esemka Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan.

Kompos murni tanpa bahan kimia buatan ini diberikan secara gratis kepada sekolah, kantor untuk memupuk tanaman dan belum dijual secara bebas karena belum ada Perda yang mengaturnya, kendati ke depan memang bisa dijadikan sebagai salah satu tambahan perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Untuk pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Pekanbaru didukung hanya 53 unit armada angkut (93 persen usia kendaraan sudah tua) yang diidealnya 95 unit. Selain itu 450 tenaga harian lepas dengan pembayaran upah mereka sebesar Rp1,2 juta per bulan.

Upah yang mereka terima diakui Zulkarnain masih di bawah UMP 2017 yang mencapai sebesar Rp1,9 juta terkait keterbatasan anggaran. Alokasi anggaran operasional DLHK tahun 2017 mencapai Rp34 miliar untuk membiayai seluruh bidang kegiatan sarana dan prasarana, gaji pegawai, ATK dan TPA.

Ia berharap pada Tahun 2018 sudah diusulkan alokasi angggaran DLHK sebesar Rp58 miliar lebih yang sudah termasuk untuk meningkatkan perolehan upah yang diterima oleh THL kebersihan sehingga keberadaan mereka akan dihargai semakin manusiawi di samping melengkapi pakaian kerja mereka, sarung tangan, masker, sepatu boot dan keperluan lainnya.

Menurut dia, ada suatu pemikiran juga perlunya dibangun satu ruangan spa bagi THL sampah seperti hasil studi ke Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, dimana semua pekerja sampah masuk ke ruang spa agar mereka bisa tampil sehari-hari sebagai pekerja yang rapi, wangi dantidak berbau sampah lagi setelah bekerja," katanya.

Pengertian Bank Sampah

Menurut Kepala Seksi Pengurangan dan Pemanfatan Sampah, dan Pengelola Bank Sampah pada DLHK KOta Pekanbaru Susi Indri, SP, bank sampah merupakan suatu cara pengelolaan sampah dengan menggunakan konsep perbankan, tetapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang, warga yang menabung disebut nasabah dan akan diberi buku tabungan bank sampah.

Ia menjelaskan tujuan bank sampah sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat agar dapat bersahabat dengan sampah dan mendapatkan manfaat ekonomi secara langsung dari bank sampah. Bank sampah harus dilakukan dengan gerakan 3 R (reduce= pengurangan sampah dari sumber, reuse=penggunaan kembali sampah dan recylce= daur ulang sampah sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi namun pembangunan lingkungan yang bersih hijau dan sehat.

Untuk sistim kerja bank sampah, kata dia, sama seperti bank bank lainnya sebagai tempat penyimpanan uang. Para nasabah atau masyarakat bisa langsung datang ke bank sampah untuk menyetor, tatapi yang disetor bukan uang melainkan sampah yang sudah dipilah berdasarkan jenisnya.

Jadi sebelum dibawa ke bank sampah, katanya, nasabah harus memilah terlebih dahulu sampahnya karena setiap jenis sampah memiliki nilai/harga yang berbeda. Sedangkan mekanismen menabung di bank sampah adalah dimulai dari nasabah membawa sampah yang sudah dipilah beserta buku tabungan-nasabah mengisi slip setoran dan menyerahkan sampah kepada petugas bank sampah. Petugas menimbang sampah sesuai jenisnya mencatat jenisnya, berat dan jumlah uang yang diterima nasabah.

Berikutnya petugas mencatat hasil transaksi ke dalam buku besar milik bank sampah. Nasabah kemudian pulang dengan membawa buku tabungan yang sudah berisi catatan, jenis berat sampah (kg) dan jumlah uang.

Sumber dana bank sampah adalah konsorsium sendiri, pinjaman pihak ketiga, sumbangan/hibah yang tidak mengikat, keuntungan penjualan sampah, katanya.

Tahap operasional bank sampah, pertama masyarakat sudah terkondisikan dengan pemilahan sampah, kesiapan lokasi, perlengkapan dan operator bank sampah. Kesiapan jalinan kerja sama antara operator bank sampah dengan penampung sampah. Adanya rencana antisipasi dan pengembangan operasional bank sampah. Sosialiasi operasional bank sampah (waktu dan sistim sirkulasi, waktu jenis, kondisi dan harga sampah).

Untuk kelengkapan bank sampah, harus disusun struktur manajemen (direktur, wakil direktur, sekrektaris, bendahara) operator(teller/kasir/pencatat) picker/penjempout/pengmabil dan packer/pengepak). Tempat sirkulasi dengan ruang penyimpanan yakni alat seirkulasi (berupa ATK, buku induk sirkulasi dan buku tabungan individual, timbangan, tempat sampah nasabah.

Sementara itu, jenis sampah yang ditabung di bank sampah adalah jenis sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang, seperti gelas plastik, kaleng, gelas warna, mainan, aluminium, besi, plastik emberan, kardus, kertas putih, majalah, dan koran.

Sebagai nasabah bank, juga perlu dibuat surat pernyataan (ditandantangani nasabah terkait dan oleh pihak bank) seperti diterapkan oleh di Bank Sampah Berlian Labuai, bahwa masyarakt dengan bank menyepakati ketentuan, yakni sampah dibuang harus sudah terpilah, harga sampah ditentukan oleh Bank Sampah Berlian.

Untuk bagi hasil bank sampah dari 100 persen terdiri atas nasabah memperoleh 70 persen, bank sampah (gaji karyawan/listrik/telepon dan lainnya) sebesar 25 persen dan 5 persen untuk infak masjid/sosial.

Untuk pemotongan bagi hasil pada saat pencairana dilakukan pada akhir tahun, atau pencairan tabungan dilakukan pada saat penerimaan rapor anak sekolah, dua minggu sebelum Idul Fitri atau saat kebutuhan mendesak.

Tabungan nasabah bank sampah bisa mencapai Rp250 ribu-Rp600 setiap enam bulan pencairan.

Untuk mendukung percepatan Pekanbaru menjadi Kota Smart City Madani maka dibutuhkan setiap kelurahan satu bank sampah.

Produksi Daur Ulang

Direktur Pusat Kerajinan Sampah Plastik dan Bank Sampah "Dallang Colection" Sofia Seffen mengatakan untuk mengembangkan usaha kerajinan ini didukung oleh lima pegawai bank sampah dan telah menjaring puluhanibu-ibu rumah tangga untuk aktif mengerjakan produk kerajinan, mulai dari taplak meja, tempat tisu, keranjang, tas tangan, dompet, tempat sepatu, dan lainnya.

Usaha yang digeluti sudah sejak 2012, beralamat di Jalan Gajah Ujung No.33 Simpang SPG Kelurahan Rejosari Kulim, Kota Pekanbaru, itu telah mengantarkannya mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Presiden RI dan juga hadiah haji gratis dari Gubernur Riau.

Sudah ribuan produk yang mereka buat, bahkan Pemkot Pekanbaru sangat mendukung pengembangan usaha kerajinan antara lain terus memesan tas daur ulang untuk kegiatan seminar atau lokakarya yang digelar Pemkot Pekanbaru.

Jadi, katanya, dengan memberdayakan 40 perajin berasal dari ibu-ibu rumah tangga di lingkungan Kelurahan Rejosari Kulim maka aneka kerajinan sudah bisa diproduksi. Para ibu rumah tangga bisa menyelesaikan pekerjaannya di rumah masing-masing.

Sambil mengasuh anak, merapikan rumah tangga, katanya, jadwal ibu-ibu tidak terganggu untuk mencari tambahan pendapatan. Pendapatan yang diterima ibu-ibu bisa mencapai Rp300 ribu -Rp1,5 juta setiap bulan.

Sofia yang juga Kasi Pengolahan Limbah Padat Domestik pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau itu mengaku ekstra ketat mengatur waktu kerjanya agar bisa mengembangkan usaha kerajinan yang berasal dari bahan sampah daur ulang itu.

Ia bercerita, pada Senin-Jumat adalah hari kerjanya sebagai PNS dan Sabtu Minggu diisi dengan memberdayakan ibu-ibu di pusat kerajinanDallang Collection.

Direktur Bank Sampah Berlian Labuai Kecamatan Bukit Raya,Syarifah Anum mengaku kini sudah mengantongi sebanyak 250 lebih nasabah perorangan dan kantor, serta unit kelurahan. Bahkan kini ia juga dipercayai untuk mengelola dua bank sekaligus itu, satu lainnya yakni pada Bank Sampah Bukit Hijau Berlian Kecamatan Tampan.

Manfaat bank sampah cukup banyak, mulai dari mampu mengurangi jumlah sampah di lingkungan masyarakat, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, memupuk kesadaran diri masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghargai lingkungan hidup, menambah penghasilan masyarakat dari sampah-sampah yang dikumpulkan, menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Karena itu ia mengajak warga yang lain untuk berpartisipasi menjadi nasabah bank sampah, karena rupiah menanti mereka.

Syarifah Anum adalah penerima berbagai juara dalam lomba kebersihan tingkat kelurahan, hingga tingkat provinsi serta peringkat harapan I tingkat nasional dalam lomba penyuluh terbaik Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) tahun 2016.