Adpel Dumai Periksa Kapal Terbakar

id adpel dumai, periksa kapal terbakar

Dumai, 23/5 (ANTARA) - Terkait dengan kebakaran kapal KM Kincir Mas yang terjadi di perairan Dumai, Riau, pada Selasa (18/5) pekan lalu, Administrator Pelabuhan (Adpel) Dumai, akan melakukan pemeriksaan terhadap kapal tersebut.

"Kami akan memeriksa kelengkapan racun api yang seharusnya dimiliki setiap kapal," kata Kepala Kantor Adpel Kelas I Dumai Capt Yusmardi kepada ANTARA di Dumai, Minggu.

Menurut dia, pemeriksaan itu dilakukan guna mecegah kebakaran kapal kembali terjadi. Dengan adanya racun api kebakaran setidaknya dapat diantisipasi dengan lebih awal sebelum meluas dan menghanguskan seluruh bagian kapal yang ada.

Ia mengatakan, apabila kapal KM Kincir Mas terbukti tidak memiliki racun api, maka pihaknya akan proses pemiliknya. Pemeriksaan yang dilakukan pihak Adpel terhadap kapal KM Kincir Mas adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya insiden kebakaran dan mengapa ke 15 penumpang kapal yang merupakan ABK (anak buah kapal) tidak sanggup memadamkan api pada masa percikan.

"Kita akan selidiki, apabila kapal tidak memiliki racun api, maka kesalahan ada pada pemiliknya, bukan ABK apalagi indikasi kecelakaan," tuturnya.

Kedepannya, terang Yusmardi, pemeriksaan untuk memastikan racun api akan dilakukan terhadap semua kapal baik kapal penumpang maupun kapal penggangkut barang yang beroperasi dan bersandar serta labuh jangkar diperairan Dumai.

"Hal itu dilakukan untuk menghindari peristiwa naas serupa yang menimpah KM Kincir Mas terulang," kata dia.

Setidaknya, jelas dia, dengan memiliki racun api penghuni kapal dapat melakukan pencegahan dini agar api tidak meluas.

"Pencegahan dini tersebut dapat dilakukan hingga bantuan datang untuk memadamkan api dengan lebih cepat dan mudah, sehingga kapal dan muatan dapat terselamatkan," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kapal KM Kincir Mas jenis GT 150 bermuatan barang - barang impor asal Malaysia yang diindikasi ilegal oleh warga tersebut terbakar pada Selasa pekan lalu.

Akibat kecelakaan laut itu, seorang dari 15 ABK bernama Limpoceng (50), warga negara Malaysia dinyatakan hilang dan meninggal dunia.