Kemenag Riau Umukan Sejumlah Kekurangan Teknis Dalam Pelayanan Haji 2017

id kemenag riau, umukan sejumlah, kekurangan teknis, dalam pelayanan, haji 2017

Kemenag Riau Umukan Sejumlah Kekurangan Teknis Dalam Pelayanan Haji 2017

Pekanbaru (Antarariau.com) - Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau mencatat banyak temuan selama musim haji 2017, termasuk larangan ihram, pemahaman fiqih dan hikmah haji.

"Contohnya terlihat pada saat kedatangan jamaah di kota Mekah sudah dalam kondisi berihram dan masih ada jamaah yang melanggar larangan ihram, maka sosialisasi perlu terus digencarkan," kata Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Provinsi Riau Erizon Efendi di Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia, pada musim haji tahun 2017 ditugaskan oleh Kementerian Agama sebagai Kepala Sektor 1 di Daerah kerja Mekah Arab Saudi dengan jumlah jamaah haji sebanyak 50 kelompok terbang (kloter).

Ia mengatakan, peran aktif petugas Pembimbing Ibadah Kloter perlu lebih ditingkatkan, apalagi peran ketua rombongan sangat penting selama di Mekah dan jamaah lebih banyak berada dalam rombongan, seperti transportasi 1 bus berisikan satu rombongan, pembagian katering diatur per rombongan.

"Ketua rombongan dituntut untuk agar lebih berperan aktif, kendati memang keberadaan Tim Pembimbing Haji Daerah (TPHD) masih belum maksimal," katanya.

Karena itu harus ada penegasan kembali siapa sebenarnya yang layak menjadi TPHD dan pelatihan TPHD yang lebih efektif agar fungsi dan tugasnya betul-betul bisa dioptimalkan sebaik-baiknya.

Sesuai hasil rapat evaluasi pada 16 Oktober 2017 diusulkan tahun depan diperbanyak petugas kesehatan daerah. Hal ini diperlukan sebab jamaah membutuhkan petugas medis untuk layanan kesehatan.

Selain itu masih banyak jamaah yang kurang memahami penggunaan fasilitas hotel, terbukti bahwa banyak jamaah yang tidak menggunakan fasilitas hotel karena tidak mengetahui cara penggunaannya seperti AC, TV, kamar mandi dan lainnya.

"Karena itu hal ini perlu menjadi salah satu materi dalam pemberian manasik," katanya.

Temuan lainnya, kata Erison, adalah rendahnya kesadaran jamaah untuk menjaga kesehatan, selain kondisi cuaca di Mekah yang sangat panas mengakibatkan jemaah haji mudah terserang penyakit dan daya tahan tubuh menurun, maka tim petugas kesehatan selalu mengimbau kepada jamaah untuk banyak minum air putih dan mengkonsumsi oralit untuk menambah cairan tubuh.

Akan tetapi, katanya, masih banyak ditemukan oralit yang menumpuk atau tidak konsumsi oleh jamaah sehingga ke depan perlu digencarkan sosialisasi kepada calon jamaah haji untuk meningkatkan kesadaran mereka dalam menjaga kesehatan.

Ia menjelaskan, jumlah jamaah yang bertambah cukup signifikan ternyata tidak diimbangi dengan penambahan tenda di Mina. Jamaah harus berdesakan saat beristirahat di dalam tenda. Selain itu, toilet yang sangat terbatas juga sangat menyiksa jamaah saat berada di Mina.

"Hampir setiap saat, antrean panjang selalu terjadi di toilet jamaah, diharapkan jamaah haji siap dengan kondisi seperti ini, yaitu dengan cara menyampaikan tips-tips kepada jamaah haji pada saat kegiatan manasik haji," katanya.

Disamping itu menjadi catatan penting lainnya adalah petugas kloter dalam mengelola ketua rombongan dan kru saat berada di Arab Saudi harus lebih aktif lagi untuk berkoordinasi dengan pihak sektor dalam menyukseskan penyelenggaraan haji tahun berikutnya.

Penguasaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris juga dibutuhkan sebab dari pemondokan ke sektor menggunakan taksi diperlukan bahasa Arab.

"Sejumlah temuan ini menjadi catatan penting bagi perbaikan kualitas penyelenggaraan haji tahun 2017 yang akan disampaikan pada rapat evaluasi nasional dengan harapan pelayanan ibadah haji tahun berikutnya akan semakin membaik," katanya.