Bupati Rohil Sambut kedatangan Delegasi UNOPS

id bupati rohil, sambut kedatangan, delegasi unops

Bupati Rohil Sambut kedatangan Delegasi UNOPS

Bagansiapiapi (Antarariau) - Bupati Rohil Suyatno, Rabu (8/3) menyambut langsung kedatangan Delegasi (United Nation Office For Project Service (UNOPS). Diakui Bupati bahwa hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi dini dalam hal kebakaran lahan dan hutan.

"Kita tentu sangat senang dengan kehadiran UNOPS. Tentu akan banyak hal baik yang didapat nantinya," ucap Bupati.

UNOPS yang diwakili oleh Jenna Jadin Ph.D selaku Project Manajer Gambut serta Sherry Panggabean selaku Project Officer Gambut menyebutkan bahwa kedatangan mereka dalam rangka Silahturahmi dengan Pemkab rohil.

Jenna Jadin Ph.D mengaku bahwa pihaknya ingin melakukan penelitain dan menjalankan program terkait kondisi gambut di tempat tersebut.

lebih jauh ia memaparkan kondisi sekitar 60 persen gambut Rohil memiliki kedalaman 3- 5 meter.

"Semoga penelitian ini dapat menjadi acuan dalam penanganan serta peningkatan kondisi gambut," Ucap Jenna.

Kembali Bupati, upaya untuk menangani hal ini telah dilakukan salah satunya ialah dengan membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA).

"Kalau ada tindakan pencegahan dan lahan gambut bisa menghasilkan kenapa tidak ini kita dalami bersama tim Unops ini nantinya," harap bupati.

Jenna Jadin Ph.D selaku Project Manajer mengatakan, bahwa kedatangnnya ke Rohil untuk melaksanakan Proyek Generating Anticipatory Meassure For Better Utilization Of Tropical Peatland. "Jadi projek ini merupakan penerapan dari sistem peringatan dini kebakaran yang diharapkan dapat digunakan untuk merencanakan tanggap antisipatif. Memobilisasi sumber daya dan melaksanakan kebijakan tepat waktu untuk mendorong langkah alternatif resiko tinggi terhadap kebakaran," katanya.

Organisasi UNOPS merupkan organisasi di bawah naungan PBB, keberadananya sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2014 tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut untuk mengurangi potensi terjadi kebakaran lahan.

Dalam PP 71 tahun 2014 tersebut, dijelaskan beberapa hal penting tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut, diantaranya, perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, sanksi administrasi dan perizinan usaha atau kegiatan serta pemanfaatan.

Menurut dia, proyek gambut adalah penerapan dari sistem peringatan dini kebakaran dan diharapkan dapat digunakan untuk merencanakan tanggap antisipatif, mobilisasi sumber daya, melaksanakan kebijakan tepat waktu untuk mendorong langkah alternatif pada tahun dengan risiko tinggi.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rohil Suwandi S.Sos mengatakan, sampai saat ini kegiatan yang telah dilakukan Unops di Rohil berupa pelatihan Fire Risk Sistem (RFS) peserta dari instansi pemerintah dan masyarakat peduli api tahun 2016 lalu. Saat ini juga sudah bisa dilakukan pemantauan dini daerah rawan karlahut melalui situs online http://kebakaranhutan.or.id/

"Disamping pelatihan, projeck gambut juga akan memberikan hibah bagi beberapa komunitas dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan kebakaran secara inovatif. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masarakat di 6 kepenghuluan terhadap upaya dini pencegahan karlahut," ujar Suwandi. (ADV)