Kepala Kapolresta Pekanbaru Terkena Lemparan Batu Saat Demo Mahasiswa

id kepala kapolresta, pekanbaru terkena, lemparan batu, saat demo mahasiswa

Kepala Kapolresta Pekanbaru Terkena Lemparan Batu Saat Demo Mahasiswa

Pekanbaru (Antarariau.com) - Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto yang memimpin pengawalan aksi unjuk rasa seribuan orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Organisasi Kepemudaan se-Riau, terluka di bagian kepalanya akibat ditimpuk batu.

"Pak Kapolresta dibawa ke Rumah Sakit Awal Bross. Kepalanya terkena lemparan saat demo tadi," ungkap Wakapolresta Pekanbaru AKBP Edy Sumardi Priadinata di Pekanbaru, Jumat.

Massa melakukan unjuk rasa di Depan Gedung DPRD Riau, Jumat petang. Aksi demo dilatarbelakangi keinginan untuk mengevaluasi tiga tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Aksi ini dikawal ratusan personel kepolisian dari berbagai satuan, dan Satuan Polisi Pamong Praja.

Situasi mulai memanas saat massa mendesak masuk ke Gedung DPRD Riau. Alasannya, mereka berniat menjalankan ibadah Sholat Azhar di Gedung itu.

Karena dihadang oleh aparat kepolisian. Mahasiswa pun membakar ban yang disiram dengan bensin.

Aksi dorong di kedua belah pihak tidak terhindarkan. Massa sempat berhasil menjebol gerbang, namun kembali berhasil dipukul mundur oleh lapisan Polisi yang dilengkapi tameng, dan personil Satpol PP.

Tak hanya Kapolresta Pekanbaru, beberapa mahasiswa tampak terluka di kepala, termasuk polisi.

Perwakilan pendemo, Algi Irsanul Ikram menyampaikan orasinya.

"Memasuki tahun ketiga pemerintahan Joko Widodo berkuasa, kondisi negeri semakin tak menentu. Konflik vertikal dan horizontal juga semakin berlarut. Ini menunjukkan rezim berkuasa tidak dewasa mengelola negara," ungkapnya.

Lebih lanjut, Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Riau itu mengatakan janji sekaligus program andalan Nawacita yang menjadi asa rakyat Indonesia, telah menjadi duka cita bangsa dan rakyat. "Ini menunjukkan indikasi dari weak government (pemerintah yang lemah)," lanjutnya.

Dipaparkannya, permasalahan demi permasalahan yang ada, dimulai dari kenaikan listrik, akses pendidikan dan layanan kesehatan. Sementara, proyek tol laut dinilai hanya wacana, hingga impor bahan pokok yang membuat petani semakin menjerit. "Kondisi ini disebabkan tidak konsistennya pemerintah dengan Nawacita yang digaungkan," sebut Algi.